Chicken Soup for Teenage Soul || SEKUEL CSOF || ch. 5||

Author : rainy hearT

Length : Series

Rated : T to M

Cast :

– Cho Kyuhyun

– Lee Sungmin a.k.a Cho Sungmin

– Other SUJU and SHINEE member

-KyuMin aegya :

~ Cho Sunghyun a.k.a Sungie (N)

~ Cho Minhyuna.k.a Minhyunie (Y)

~ Sandeul b1a4  a.k.a  Cho Kyumin (N)

–Haehyuk aegya

                ~ Lee Eunhae a.k.a Junior (N)

-Yewook aegya

                ~Kim Jongki a.k.a Kie (N)

 

-Zhoury Aegya

                ~ Jinyoung b1a4 a.k.a Zhoury (N)

 

-Sibum Aegya

                ~ Baro b1a4 a.k.a Sibum                (N)

-Jungmo x Leeteuk

~ Gongchan a.k.a Baby Soo (N)

– Yeoja Cast (GS)

                ~ Leeteuk            ~ Junsu’ie            ~ Taemin

                ~ Heechul            ~ Jaejong             ~ Key

Pairing : KYUMIN and Other Pair

Disclaimer : Semua cast milik Tuhan dan diri mereka sendiri. Tapi Kyuhyun dan Sungmin saling memiliki. Kyuhyun milik Sungmin, Sungmin milik Kyuhyun

Genre : Romance / Family/Humor (dikit)

Warning : Boy x Boy / BL / YAOI, gaje, typo disana-sini, EYD tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Summarry : “Menjadi dewasa adalah IMPIAN. Setelah dewasa karena usia adalah BEBAN. Karena semua yang kita lakukan adalah sebuah bekal, untuk melangkah bersama menuju satu titik KEDEWASAAN. Dimana KEJUJURAN akan menjadi satu tali yang mengikat kebersamaan kita. Raih genggaman tanganku dan kita akan tumbuh bersama.”

.

.

.

.

GAMSAHAE untuk yang selalu setia sama KYUMIN and menanti ff ini.

Be Patient with Me please. No Copas/No Bash. Don’t Like Don’t Read.

Mianhe, jika ceritanya semakin ngawur dan juga keluar dari KyuMin. Tapi inilah Chicken Soup.

Dimana kebersamaan dan kekeluargaan itu terasa nyata.

 

As a small present for OUR LOVELY AND THE GREATEST COUPLE

Let’s save their love, 13elieve in the name of 7ove….

.

.

HAPPY READING

.

.

CHICKEN SOUP FOR TEENAGE SOUL

.

Chapter 5

.

.

Ep. Hurting Me…

.

.

.

Notice me:

 

Ni keterangan Usia and tingkatan kelas mereka.

 

~ Senior High 3rd Grade :  Cho Sunghyun (17), Cho Minhyun (17), Kim Jongki (17), Junior (17), Taemin (15), Key (16), Minho (16), Onew (17).

 

~ Senior High 1st Grade :  Zhoury (15), Sibum (15)

 

~ Primary School  5th grade : Kyumin (10), Baby Soo (11)

 

.

.

.

.

.

Seoul International Multischool

.

.

.

.

“Key?”

Sunghyun memanggil canggung yeoja yang sudah menunggunya di depan pintu kelasnya. Untuk sesaat namja manis itu menatap pada Junior seakan menanyakan ‘apakah-aku –harus-menemuinya.’ Dan junior mengangguk mantap.

Sunghyun berjalan ke luar kelas dan Key mengikuti di belakangnya. Sunghyun terus berjalan dalam diam, hingga Key mengimbangi langkahnya. Dengan perasaan takut, Key mencoba membuka suaranya.

“Oppa…”

“Hum…”

“Apakah kau marah?”

Sunghyun hanya menggeleng. Biar bagaimanapun mereka memang sudah dekat sebelumnya, walaupun kedekatan mereka sangat canggung. Dan sekarang lebih canggung lagi karena masalah kemarin. Untung saja Onew berbeda kelas dengan Sunghyun, jika mereka dalam satu kelas yang sama mungkin keadaannya akan semakin tak menyenangkan lagi.

Sunghyun membawa Key ke taman sekolah. Taman luas yang ada di balkon ruang laboratorium. Green House yang diciptakan oleh murid jurusan biologi dan kimia. Dan Kie adalah salah satu dari mereka.

“Ayo, masuklah. Kau biasa membantuku disini, jadi kenapa beberapa hari ini sudah tidak lagi? Bukankah kita masih berteman?”

Wajah Key langsung berubah, ia tersenyum cantik dan mengangguk. Mulai meraih gunting kecil dan merapihkan pepohonan yang ada disana. “Aku kira Oppa akan mendiamkan aku karena masalah kemarin.”

Sunghyun yang sibuk memindah bibit di pollybag ke dalam pot kecil itu hanya tersenyum miris. “Aku ingin melakukannya Key.” Jawaban itu membuat Key menghentikan kegiatannya. “Tapi aku tak bisa.”

Key semakin dilingkupi rasa bersalah. Ia mendekati Sunghyun dan meletakkan gunting kecilnya. Ia merogoh kantung seragamnya, mengambil satu benda kecil yang sedari dulu ia simpan dengan baik.

Key meraih tangan Sunghyun dan meletakkan benda kecil itu di genggaman tangannya. “Oppa…” Key menunduk dalam, entahlah… tapi kedua mata cantik itu terasa panas. “A-aku…”

“Kenapa mengembalikan ini Key? Aku sengaja membuatnya untukmu.”

“Ahni, aku tak berhak untuk ini lagi. Aku… hiks…. mianhe Oppa…”

Key segera berlari dan meninggalkan Sunghyun. Namja tampan in hanya tersenyum miris dan membuka kembali genggaman tangannya. Ia menatap miris dan menggeleng pelan melihat liontin yang sengaja ia buatkan untuk Key…

“Huh…. ini sangat menyakitkan.”

Menggenggam kembali liontin itu  dan berjalan lemas menuju kelasnya. “How to fix my heart… Key…”

.

.

.

.

.

.

.

Junior tengah asyik memainkan liontin berbentuk kucing kecil dengan warna pink pada batu kristal di matanya. Liontin yang bertuliskan nama ‘KEY’ dan ia terus menggeleng heran saat melihat Sunghyun yang masih saja sibuk dengan PSP milik Minhyun.

“Ck… sudahlah!” Junior meraih PSP itu dan menyimpannya di laci mejanya. “Kau tak pernah seperti ini, kenapa sekarang begini? Hey Sungie hyung, kau harusnya kuat. Ayolah, ini hanya masalah Key. Kau bisa mencari yang lain.”

“Mwo? Yang lain?” Sunghyun menatap tak percaya pada Junior. “Semudah itu kau mengatakannya! Kau tak pernah merasakannya. Kau tak pernah menyukai seseorang jadi bagaimana bisa kau dengan mudah mengatakannya. Kau selalu seenaknya.”

“Hei, aku tidak bermaksud seperti itu. Kau hanya perlu mencari target lain dan mulai menyukainya. Itu mudah Hyung, ayolah aku tahu…”

.

Brak…

.

Sunghyun menggebrak kuat mejanya. Membuat beberapa mata di kelas yang sudah hampir kosong itu segera menatapnya tajam. Mata Sunghyun menatap mereka semua, membuat semua siswa segera mengemasi tasnya dan keluar dari kelas itu.

Ini memang sudah jam pulang sekolah, tapi bukan berarti Sunghyun baik-baik saja selama beberapa jam yang lalu. Ia sudah menceritakan semuanya pada Junior, dan sekarang ia kesal. Tanggapan Junior sama sekali tak sama dengan apa yang ia harapkan.

“Kau selalu menganggapnya mudah! Kau tak pernah mencintai seseorang. Kau hanya memikirkan makananmu, dimana-mana kau harus menemukan nemo anehmu. Yang ada dipikiranmu hanya makanan dan jus strawwberry aneh itu. Apa pernah kau memiliki perasaan sepertiku?”

“Hei, calm down. Aku hanya…”

“Kau menyebalkan Jun, kau gila! Dan jangan menceramahiku!” Sungie yang merasa mulai marah dan panas semakin kehilangan kendalinya. Ia mendekati Junior dan menarik kuat kerah seragamnya, “Kau…”

“Ah… geuraeyo! Kau pikir aku tak pernah merasakannya. Baiklah, aku pikir kita tumbuh bersama dan kau akan kuat seperti aku. Tapi apa? Hanya karena Key kau menjadi lemah begini. Kau memalukan Hyung.” Junior menghempaskan tangan Sunghyun dan mendorong namja itu. “Kau hanya perlu yang lain dan memulainya dengan baik. Kenapa hanya karena Key dan kau…”

“Kau tak mengerti bagaimana aku!? Jangan menceramahiku! Aku…hikkkss….” Dan akhirnya, Sunghyun lelah untuk mencoba menjadi namja yang kuat. Ia jatuh berlutut dan menunduk. Menangis lirih. “Aku mencintai Key sejak kecil dulu. Hiks…. dia selalu bersinar untukku, dan mata itu… dimata itu aku hanya melihat aku saja. Tapi sekarang, mata itu sudah melihat yang lain…”

“Hyung…”

“Bagaimana bisa kau menceramahiku, sedangkan kau tak pernah merasakannya? Kau tak pernah melihat orang yang kau sukai menyukai orang lain, melihatnya bersama yang lain tepat didepan matamu. Melihatnya memuja yang lain saat bersamamu, kau tak pernah merasakannya. Hikss… bagaimana bisa kau tahu perasaanku? Jadi sekarang, jangan men…”

Sunghyun membulatkan sempurna kedua matanya. Ia menatap wajah yang begitu dekat degannya. Mata itu terpejam dan debaran itu… ia bisa merasakannya. Jantung Sunghyun berdetak sangat cepat, entahlah tapi rasanya sedikit nyeri…

Ia hampir menolak sentuhan itu, tapi ini begitu menyenangkan.

Perasaan ini sangat hangat dan perlahan…

ia mulai terbuai dengan sentuhan hangat ini….

“Eumhhh… Jun … umhhh…”

 

.

.

.

.

.

.

 

“Eoh? Kyumin-ah.” Sibum mengangguk dan tersenyum. Kemudian ia melihat namja lain di sisi Kyumin. “ Baby Soo, annyeong. Tumben kau kesini, eum … ingin ikut pulang denganku? Aku bisa mengantarmu dan sekalian aku akan main di rumah Halmeoni. Otte?”

 

“Ah, ahni. Aku sudah menyuruh Umma untuk menjemputku. Dan dia juga akan mengajakku membeli seragam baru, seragamku sudah lama dan sudah terlalu kecil untukku. Eum, aku kesini karena Kyumin akan pulang bersamamu.” Baby Soo mendorong namja manis yang masih tersipu itu hingga menabrak Sibum.

 

“Hey, aku akan pu… eoh, Kyumin-ah! Kenapa ada dikelasku?”

 

“Ommo…” Kyumin langsung merubah raut wajah cerianya menjadi sedikit takut. “Eum … Zhoury Hyung, ahhaha…. ini aku …  itu aku … hanya…”

 

Zhoury mendekati Kyumin dan merangkul bahu namja yang sedikit lebih pendek darinya itu. Kemudian menyentil pelan dahinya. “Eoh… anak nakal? Kau sudah berani bertingkah seperti anak besar saja. Kau masih kecil, Kyumin-ah.”

 

“Ah, ahniya! Jebal… eum ini karena Sungie hyung ada jam tambahan dan juga Minnie noona, dia akan berkencan dengan Kie hyung. Jadi aku tidak…” Kyumin menghentikan penjelasannya saat melihat wajah Zhoury yang seolah tak percaya dengan penjelasannya. “Ah… jinjja! Aku hanya ingin pulang. Ayolah hyung, aku…”

 

Zhoury hanya tertawa kecil kemudian menepuk pelan pucuk kepala Kyumin. “Kau akan tumbuh besar Kyumin-ah. Tapi kurasa kau salah memilih partner. Kau tahu, Sibummie itu mesum. Dan jujur aku…”

 

“Yah, Lie! Shikkureo! Aish… aku tidak mesum, i just like to kiss another. Itu masalah kecil , ayolah…  jangan membuatku terlihat je…”

 

“Hehehee…. dasar mesum.” Zhoury menggeleng dan menyentil dahi Sibum. “Ck… aku titip saengku. Jika kau melakukan hal aneh lagi, bisa kupastikan kau akan mati ditangan Kyu dad. Arraseo!?”

 

Wajah Sibum langsung berubah, ingin sekali ia memukul kepala Zhoury. Tapi sayang, di tempat mereka sekarang  juga ada baby Soo dan namja kecil itu masih sangat polos.

 

“Ah… sudahlah, Kyumin-ah. Aku tak akan megatakan apapun pada Kyu dad and Ming mom. Tapi berjanjilah, kau akan jadi anak baik.”

 

Kyumin mengangguk yakin dan mengacungkan jempolnya. “Nde, tentu hyung.”

 

 Zhoury segera melangkah melewati sibum dan Kyumin, tapi ia terhenti sejenak dan kemudian mengedipkan matanya pada Kyumin baby. “Tapi kau masih kecil baby, jadi … jangan mencoba berciuman seperti orang dewasa, atau aku akan.. .”

 

“Hyung!”

 

“Ah… nde, baiklah. Aku pergi.” Zhoury tersenyum kecil dan berjalan bersama Baby Soo. Mereka sama – sama tersenyum  dan menggeleng. Terlebih melihat Sibum yang malah sibuk menahan tawanya dan Kyumin yang sudah setengah mati menahan malu dan menyembunyikan wajahnya.

 

“Aigo… bagaimana bisa kau menceritakannya pada Zhoury hyung?”

 

.

.

.

.

.

.

.

 

“Kie…”

 

Minhyun menghampiri Jongki yang sudah menunggunya di atap gedung utama sekolah. Seperti biasa, dia selalu ceria dan tersenyum sambil membawa bekal mereka. Minhyunie tahu persis jika Kie akan pulang sore dan dia tak mau Kie sembarangan memakan menu di kantin yang seringkali hanya berupa fast food.

 

Minhyun menenteng tas yang cukup besar yang berisi 2 box makanan yang ia bawa dari rumah dan  1 box hasil dari kelas memasaknya hari itu. Awalnya, ia tersenyum saat melihat Kie dari kejauhan tapi begitu mendekati namja itu…

 

Minhyun melangkah perlahan. Ia meletakkan tas itu di lantai yang cukup teduh dan menghampiri Kie yang masih sibuk menatap ke bawah. Raut kesedihan terlihat jelas di wajahnya.

 

“Kie…”

 

Minhyun memanggil lirih nama namja itu. Mengusap bahunya dan kemudian memeluk namja itu dari belakang.

 

Wangi Kie masih seperti biasanya, tapi sepertinya ikatan antara mereka sudah begitu kuat dan Minhyun bisa merasakannya. Ia mencium punggung Kie dan menghirupnya dalam hingga akhirnya Kie memutar tubuhnya dan memeluk erat tubuh Minhyun.

 

“Gwenchana?” Minhyun mengangkat wajahnya dan menatap Kie. Mengusap pipi di wajah sendu itu. Wajah Kie memang tak terlihat seperti biasanya. Dimana Kie selalu ramah dan memanjakannya dan sekarang wajah itu menakutkan.

 

Terlebih pagi ini Kie memilih berangkat sendiri dan langsung ke sekolah. Minhyun yang tak mengerti apapun dalam masalah ini, sepertinya mulai kehilangan sosok yang ia cintai. Berganti dengan Kie yang  mulai dingin dan seringkali diam.

 

Seperti saat ini, Kie hanya mengacak-acak makanannya tanpa memakan satu suapan pun. Entahlah, apa yang ada di pikiran namja ini, tapi yang jelas … Minhyunnie mulai kesal.

 

“Kie, gwenchana?”

 

Kie hanya mengangguk.

 

“Ayolah Kie, ceritakan padaku. Jangan seperti ini, kau pikir aku akan biasa saja saat melihatmu seperti ini? Kie…”

 

Kie meletakkan box kecilnya dan kemudian berdiri dari duduknya. Mendekati Minhyun dan mengulurkan tangannya hingga Minhyun ikut berdiri. Membawa Minhyun ke dalam pelukannya dan …

 

“Let me kiss you….”

 

“Eoh…

.

 

Chu~

.

 

Satu ciuman yang selalu bisa membuat jantung Minhyun berdetak sangat cepat. Kie seperti menjadi orang lain yang lebih dewasa saat memperlakukannya seperti ini. Saat lengan itu melingkar erat di pinggangnya. Saat Minhyun bisa merasakan jemari Kie yang mengusap lembut punggungya.

 

“Eumhhh….”

 

Permainan lidah yang memaksa mereka untuk memenangkan pergulatan itu. Minhyun meremas kuat kerah seragam Kie dan disaat ciuman itu semakin panas, Kie seakan tersadar jika ia harus segera menghentikannya.

 

Wajah mereka sama – sama memerah dan nafas mereka pun sama – sama sesak. Kie tersenyum dan kemudian mencium kecil pipi Minhyun. “Mianhe, baby…. aku tak bermaksud seperti ini. Hanya saja aku harus menyimpan banyak kenangan kita.”

 

“Eoh…?”

 

“Aku mungkin akan pergi lama sekali, atau mungkin aku tak akan kembali. Jadi…”

 

“Kie…”

 

“Mianhe…”

 

“Oddie? Kau akan meninggalkan aku? Kau sudah bosan? Hiks… Kie…”

 

“Ahni…” Kie mengusap pelan pipi basah itu. Kemudian ia kembali mencium kecil pipi Minhyun. Terus menciumi wajah itu hingga ia begitu dekat dengan bibir merah yang sedikit basah. “Aku juga tak menginginkan ini, tapi… aku ingin Umma kembali.” Kie bergumam lirih, dan seakan tak memberi waktu untuk Minhyun mengerti tentang perkatannya, ia kembali meraup bibir merah itu.

 

Memanjakan dirinya sendiri dengan kerinduannya untuk Minhyun nanti. Menciumnya lembut tanpa paksaan dan penuh cinta. Seperti perasaan mereka yang terus mengalir dan terasa hangat.

 

Kie meremas kuat seragam Minhyun, dan satu tangannya mengusap gemas leher putih itu. Mulai menghujani kulit sensitif Minhyun dengan kecupan ringan di lehernya, dan menghisap kecil untuk meninggalkan bekas disana.

 

“Kie…ahhh…. Kie…”

 

Minhyun…

 

Dia sangat terbiasa dengan ini. Inilah sosok lain yang hanya ia yang tau. Dimana Kie begitu memanjakan setiap inchi tubuhnya. Membuatnya melayang saat merasakan sesuatu yang basah mulai bermain di telinganya.

 

Semakin mengeratkan  remasannya pada kemeja Kie dan terus melenguh seakan memanggil semua jiwa itu keluar. “Kie… ahhhh… jebal Kie….”

 

Minyun merasakan punggungnya yang dingin, ia sudah terjepit antara kedua lengan Kie dan tembok dingin pagar pembatas atap itu. Kie yang terus saja memanjakannya seakan sudah tak mempedulikan dimana mereka berada.

 

“Saranghae….” Kie berbisik lirih sambil menghisap kuat leher Minhyun. Dan Minhyun hanya bisa menikmatinya. “Nadoh… ahhhh…. Kie …. ahhhhh”

 

Minhyun tak bisa menahan jeritannya saat dengan sengaja Kie meremas dada kirinya. Dan semakin melenguh lembut saat Kie mendekatkan wajahnya dan mencium dada Minhyun yang sudah sedikit terbuka itu….

 

“Ahhhh… Kkie…Uhhhh…. I love you Kie…. love you…”

.

.

.

.

.

.

Minhyun menutup rapat kedua matanya, ia mencoba mengingat kembali saat itu. Menyimpan semua kenangan indah itu. Ia sudah lelah menangis, lelah hingga tak bisa lagi…

“Baby…”

Suara itu mengejutkannya, dan dengan segera Minhyun mengusap air matanya yang masih tersisa di pipi itu. Tapi rasanya percuma saja. Ia sudah mengacuhkan namja ini sejak pulang sekolah tadi, jadi tidak mungkin dia akan menghindar lagi sekarang.

“Are you okkay?”

Minhyun mengangguk pelan dan mengembunyikan wajahnya. Membiarkan namja manis ini mengusap lembut pucuk kepalanya.

“Tell mommy, baby….”

Minhyun mengangkat wajahnya. Menatap penuh perasaan pedih pada wajah yang begitu mirip dengannya. “Mom, kenapa semua ini menyakitkan? Kie…. hiks… Kie….”

.

.

.

.

.

.

.

 

“Kau terlihat tak seperti biasanya? Waeyo?”

 

Kyuhyun yang baru saja pulang dari pertemuan makan malamnya dengan salah satu kliennya itu mengernyit heran menatap Sungmin yang terlihat diam. Namja manis itu mengenakan kacamata bacanya, membiarkan lampu utama kamar mereka terbuka, dan bahkan membuka buku tebal berisi teknik bisnis yang diberikan Kyuhyun.

 

Tapi sayang, mata namja itu sama sekali tak melihat ke arah bukunya. Ia sibuk memikirkan hal didunia kosongnya, dimana dunia itu terlihat hitam dimatanya.

 

“Ming…” Kyuhyun mendekati Sungmin, mencium kecil pipi chubby yang masih terlihat cantik itu. Kyuhyun yang sekarang sudah berbalut piyamanya kemudian menarik buku dan kacamata Sungmin. Membuat namja manis itu merasa lebih nyaman dan rileks. Kemudian meraih Sungmin untuk ikut berbaring bersamanya.

 

“Jadi, apa yang kau pikirkan?”

 

“Aku…” Sungmin menatap wajah Kyuhyun yang begitu dekat dengannya. Ia mengurutkan wajah tampan itu dengan telunjukknya. “Aku hanya berfikir, kita sudah menyakiti Minhyun.”

 

“Maksudmu?”

 

Ming menghentikan kegiatannya dan memilih memutar posisinya hingga ia menatap ke langit-langit kamar mereka. Tangannya terulur meraih remote kecil untuk mematikan lampu utama di kamar mereka, hingga kamar mereka sekarang menjadi sedikit redup dan gelap dengan hanya satu lampu kecil.

 

“Ini masalah Kie dan Minhyun. Hanya menghitung beberapa jam lagi hingga hari itu tiba. Dimana raja peri akan datang dan menghidupkan sihir Kie.” Sungmin berhenti sejenak. Ia kemudian menarik selimutnya dan menaikkan hingga menutupi tubuhnya sebatas dada. Mengerjapkan kedua matanya yang terasa sedikit memanas.

 

“Aku tak menyangka jika akan seperti ini. Kie sudah mengetahuinya dan ia menceritakannya pada Minhyun. Kyu, ini akan terasa berat untuk Minhyun. Dia bahkan tak pernah lepas barang satu minggu pun dari Kie? Eotteokhe?”

 

Kyuhyun menghembuskan nafasnya dna menarik Sungmin dalam pelukannya. “Semuanya sudah terjadi Ming, dan aku yakin jika Kie hanya akan pergi sebentar.”

 

“Bagaimana jika Kie tak bisa mengambil  butiran itu? Dia harus ke dunia peri untuk mengambilnya, Kyu? Dan bagaimana dengan Minhyun?” Sungmin berbalik kembali dan meremas kuat atasan piyama Kyuhyun.

 

Garis bening itu mengalir perlahan di pipi Sungmin. “Minnie sangat mencintai Kie, aku tak yakin dia akan bertahan dan baik – baik saja. Otte? Eotteokhe? Hiksss….”

 

“Uljima, Ming.” Kyuhyun mencoba tegar, tapi sejujurnya ia juga tak tahu harus berbuat apa.

 

“Aku mencoba untuk tegar Kyu. Tapi dengan mimikirkan bagaimana Minhyun nanti, itu saja sudah bisa membuatku hampir gila. Minhyun mengurung dirinya dikamar selama beberapa hari ini dan itu salahku Kyu. Seandainya saat itu aku tak memaksa untuk menyemir rambutku dan aku tidak…”

 

Jari telunjuk Kyuhyun membungkam mulut kecil Sungmin. “Sudahlah, jangan memulainya lagi. Berhenti Ming, jangan menyalahkan dirimu sendiri.”

 

Sungmin hanya mengangguk dan kemudian menenggelamkan wajahnya di dada Kyuhyun. Awalnya, Kyuhyun masih merasakan basah di piyamanya. Ia kemudian terus mengusap punggung Sungmin dan mencoba menenangkannya.

 

“Tenanglah Ming. Kalau kau begini, bagaimana dengan Minhyun nanti?”

 

Kyuhyun merasakan gerakan mengangguk dari Sungmin. Ia kemudian menarik selimut mereka hingga menutupi sebatas bahu Sungmin.

 

“Tidurlah Ming, kau lelah.”

 

.

.

.

.

.

 

Hari ini adalah tepat 48 jam menuju hari itu. Dimana raja peri akan datang dan menjenguk mereka setelah sekian lamanya. Raja peri memang berjanji akan mengunjungi mereka saat Kie berusia 17 tahun.

 

Kie masih mempersiapkan tas sekolahnya. Ia sungguh lemas dan lelah hari ini. Rasanya ia tak bisa melalui hari ini. Harus bertemu dengan Minhyun lagi dan menyakiti yeoja itu lagi. Kie menghentikan langkahnya menuju pintu keluar rumahnya saat ia melihat Yesung tengah kembali mengisi pot bunga snowdrop kering itu dengan salju.

 

“Appa…”

 

“Ah, Kie…”

 

Wajah Yesung yang sudah sedikit cerah, sungguh membuat Kie benar-benar merindukannya. “Appa…” Kie memeluk namja itu. “Aku tak mau seperti ini, appa. Otte? Aku akan meninggalkan appa dan juga…”

 

Suara Kie tercekat. Ia kembali teringat Minhyun. Kembali memikirkan bagaimana perasaa yeoja itu. “Minhyunnie…”

 

Yesung menepuk punggung Kie dan kemudian melepaskan pelukan namja itu. “Hei, kau ini anak yang sempurna. Tampan dan pintar. Ck… bermainlah sedikit dan bahagiakan dia. Aku akan bicara dengan raja peri, semoga dia meminta pasukan peri untuk membantumu.”

 

Kie tersenyum kecil dan mengangguk. “Gomawo appa!” ia merapihkan seragamnya dan kemudian meraih kunci mobilnya. “Appa! Aku akan membolos untuk hari ini. Eum, katakan pada Kyu dad jika aku  meminjam Minnie baby sampai besok.”

 

“Eoh? Kie? Apa yang akan…”

 

“Jebal, appa… biarkan aku melakukannya. Aku sudah besar dan Minnie… aku ingin dia mengingatku. Dia hanya boleh melihatku, bukan yang lain.”

 

.

.

.

.

.

.

.

 

“Hyung, aku…”

 

Suasana sangat canggung diantara kedua namja yang biasanya sangat akrab ini. Sunghyun kembali sibuk dengan PSP milik Minhyun yang sepertinya sudah menjadi hak miliknya selama beberapa hari ini.

 

Junior menghentikan kegiatannya yang tadinya akan mencoba berbicara pada Sunghyun dan kemudian memilih diam. Ia bingung akan melakukan apa. Di saat jam istirahat seperti ini, ia semakin bingung terlebih Kie yang membolos dan juga kelas mereka hanya berisi 20 anak.

 

Tapi akhirnya, ia melakukannya. Membuka dua kancing atas seragamnya dan kemudian menarik kembali PSP  yang masih dimanikan  Sunghyun. “Hentikan mengacuhkan aku hyung!”

“Haish, kau menggangguku Jun. Aku sedang main dan itu adalah level tersulit. Jebal, berhenti mempersulit hidupku. Aku tak mau…”

 

Sunghyun menghentikan perkataannya saat melihat wajah serius Junior. Wajah itu sama sekali tak dikenalnya, terlebih Junior yang memang terlihat manly dengan sedikit otot dan tatanan di rambut barunya membuat namja itu terlihat semakin tampan.

 

“Kenapa melihatku seperti itu?”

 

“Ahni.” Junior menggeleng dan kemudian mendekatkan wajahnya pada Sunghyun hingga namja itu terjepit antara tembok dan juga tubuh Junior.

 

“Tap-tapi aku… eum, jangan sedekat ini Jun. Aku….”

 

“Apa?” Junior mendekat pada Sungie. Ia kembali memenjara tubuh mungil itu dengan kedua lengannya. “ Bukankah kau menikmatinya? Kau membuatku hilang kendali dan kesabaran Hyung. Jadi jangan salahkan jika kau menemukan aku yang lain sekarang.”

 

.

Srett…

.

 

Sunghyun mendorong tubuh Junior,tapi sayang tubuh itu bahkan tak bergerak mundur sedikitpun. Junior mengusap ujung bibir Sunghyun dengan ibu jarinya dan kemudian  menjilatnya. “Bahkan cara makanmu pun selalu belepotan Hyung. Ck… saus ini terlalu manis.”

 

“Ah, jangan melakukan hal aneh. Kumohon… Perasaanku sedang tak baik dan aku juga memikirkan Minhyun. Dia bahkan membolos bersama Kiehari ini.” Sunghyun sudah terlihat canggung. Wajahnya sudah merah dan semakin tersipu saat melihat tatapan aneh dari Junior. ”Kau tahu, aku sangat khawatir? Dan Minhyun tak mau menceritakan masalahnya padaku, jadi Jun aku…”

 

.

 

Chup~

.

 

Sunghyun kembali membulatkan matanya saat merasakan sesuatu yang lembut dan manis itu di bibirnya. Hanya satu ciuman singkat dan Junior menyudahinya. “Aku hanya ingin membuktikannya. Aku gay atau bukan. Ck… hyung…”

 

Junior menggeleng dan mengulurkan satu tangannya untuk mengusap pipi  chubby Sunghyun. “Kau dan Minhyun sama saja.” Junior mendekati telinga Sunghyun, meniup kecil telinganya. “Kalian cantik.”

 

“Yah! Meski begitu kau tak berhak menciumku seperti tiu. Ayolah aku tidak.. eunghhh… Junn… unghhh…. jebal…”

 

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

 

Haish…ini payah. Jujur aku kecewa ma part ini. Feel nya ga dapet mana pusingnya minta ampun.

 

Typo-nya banyak… haish ga sempet edit.

 

Udah gitu pendek pula… maaf …

 

Mind to RCL?

 

GAMSAHAMNIDA

^____^