PROMPT by req | KyuMin Drabble| Happy Kyudays

HAPPY KYU DAYS!

Hari ini 우리 사랑하는 아빠 Ulang tahun yang ke 27…

Happy Birthday!

Kita do’akan semua yang terbaik buat Kyuappa, dan semoga makin cintah sama Ming Umma.

Nah, buat ngeramein haru Ultah Kyu appa aku udah ngadain PROMPT by req di Grup Kyumin and Friends yang ada di Facebook. Prompt itu udah aku terusin dan aku selesain jadi sebuah drabble. Sekarang kita share yah…

Enjoy!


Prompt req by Andi Sartika

“Hei Kyu,, aku lagi teringat sesuatu” Kyuhyun memandang Sungmin yang lagi sibuk memakan kue ulang tahunnya, seolah mengatakan ‘apa?’. ” Kau pernah bilang beberapa hari yang lalu kalau di ulang tahunmu yang sekarang kamu ingin mengatakan sesuatu yang penting padaku. Apa itu?” Tanya Sungmin. Kyu tersenyum kemudian berbisik di telinga Sungmin …

.

“Apa Kyu?”

“Tidak jadi, aku sudah lupa.” Kyuhyun kemudian mulai ikut memakan kue Sungmin. Karena merasa kecewa, Sungmin menyembunyikan kuenya di belakang tangannya.

“KAu bukan pelupa Kyuu, kau pasti mau menghindar. Ugh… menyebalkan.”

“Memang kenapa? Sepertinya kau mengharapkan sesuatu?”

“Ah.. sudah tidak ingin mendengar lagi.” Sungmin meletakkan kuenya di meja. “Sana, makan saja kuemu. Aku mau tidur saja.”

“Eih… uri bunny marah.”

“Ahni, aku tidak marah.” Sungmin berhenti sejenak dan menatap kesal pada Kyuhyun. “Kau saja yang suka menghindar.”

“Memangnya kau berharap aku mengatakan apa?” Kyuhyun mendekati Sungmin dan memeluknya dari belakang. Mencium wangi leher Sungmin yang manis dan terasa seperti cerry. Kyuhyun mengecupi pelipis Sungmin.

“Aku tidak berharap, apa-apa. Ah… sudahlah, happy birthday Kyunie.” Sungmin memutar tubuhnya. Ia melingkarkan kedua lengannya di leher Kyuhyun dan berjinjit sedikit lalu mencium perlahan bibir tebal Kyuhyun. “Aku hanya berharap kau mengatakan sesuatu, yah… mungkin yang bisa membuatku senang.”

Kyuhyun hanya tersenyum. Ia memegang satu tangan Sungmin dan mengarahkannya ke bokongnya, lalu mengarahkannya masuk kedalam kantong celananya. Ia mendekati telinga Sungmin. “Pakailah…”

“Kyu…” Sungmin hampir tak percaya dengan apa yang ia temukan di kantong celana Kyuhyun.

“Hadiah untukmu, baby Ming.”

Kyuhyun mengambil cincin itu dari tangan Sungmin dan memakaikannya di jari Sungmin. “Ah… pas sekali.”

“Sungmin-ah… itu aku yang pilih lho…!”

“YAHHH! HEECHULL!”

Dan lagi-lagi, Heechul oppa yang cantik jelita, menjadi pengganggunya. Ahahhaa…!

END

.

.


Prompt req dari Lee Lees Kim:

Kyuhyun merasa ada yang memeluknya erat dari arah belakang,,seketika kyuhyun pun mengernyit kaget dan saat dia membalikkan badanya,dia amat terkejut ternyata yang memeluknya erat tersebut adalah…

Heechul.

Kyuhyun langsung melepaskan kedua tangan Heechul di pingangnya. “Yah… Apa-apaan sih Hyung. Aku kira…”

“Sungmin. Huuuh!” Heechul mendorong wajah Kyuhyun dengan telapak tangannya yang lebar itu. “Mengharap saja, Kyu. Sungmin masih ada di Manila, dan kau masih harus main drama musical dengan Nenek lampir itu.”

“Namanya juga cari uang, Hyung.”

Kyuhyun menghampiri Heechul yang sedang bermain dengan Heebum. ” Jangan dekat-dekat, kau membuat Heebum takut.”

“Ih… pelit sekali.”

“Bukannyakau juga harus syuting radio star?”

“Ah, iya … hampir lupa.”

Kyuhyun segera beranjak ke kamarnya. Tapi saat melewati kamar Sungmin, ia merasa ada yang aneh. Kamarnya terbuka dan juga samar terdengar suara orang bernyanyi.

Kyuhyun mulai takut dan merinding. Sejak kapan di dorm mereka ada hantu? Tapi, Kyuhyun harus memastikannya. “Ugh… baiklah, akan aku pastikan.”

Kyuhyun membuka kamar Sungmin yang memang ternyata tidak di kunci. Semakin ia masuk kedalam, semakin keras nyanyian terdengar.

Kyuhyun berjalan semakin pelan dan takut-takut. “Kenapa seperti suara Sungmin?”

Akhirnya dengan cepat Kyuhyun membuka pintu kamar mandi.

“YA!”

“Aww… Ming!”

Kyuhyun mengusap wajahnya yang sukses menjadi sasaran tepat lemparan spons gosok dengan stik panjang yang keras. “Pasti hidungku berdarah.” Kyuhyun merasakan Sungmin membersihkan wajahnya dengan handuk.

“Mianhe, Kyu… aku…”

“Bukannya harusnya kau ke Manila, lalu kenapa masih disini?”

“Aku ketinggalan pesawat, jadi ya… besok saja.”

Kyuhyun terpesona.. Ah, bibir pouty Sungmin memang sangat cantik. Dan terlebih, tubuh Sungmin hanya berbalut busa yang perlahan meletus dan menghilang dari tubuh Sungmin.

“AWWW…” Sungmin menjerit pelan, saat tangan Kyuhyun meremas bokongnya.

“Kyu, besok aku harus ke Manila da_”

“Kan perginya besok, jadi sekarang main denganku.”

Sungmin hanya bisa pasrah. “Kyuhhh…

END

.

.


Prompt req Sunrise NukoSatry Fadia:

Hyung, kau melihat ming hyung dimana? Aniyo. eeeeee, ooooo..isk dia dimana? Miiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing…

.
Kyuhyun sudah mencari Sungmin ke seluruh penjuru dorm, tapi tetap saja tidak ketemu. Ia baru saja menelfon Ryeowook, dan namja itu hanya mengatakan ia pergi hanya bersama Eunhyuk.

Ia sempat bertanya pada Heechul, tapi yang ada malah ia diacuhkan.

“Ugh! Kenapa semya hyung pergi dan tidak mempedulikan aku, padahal aku sedang sakit.” Kyuhyun akhirnya kembali ke kamarnya.

Ia merasa tidak dipedulikan. Kyuhyun kemudian menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebal, dan iseng-iseng ia memotretnya dan mengunggahnya di twitter.

kyuhyun tak pernah cengeng,tapi ia sedih karena tak ada satupun hyung yang mempedulikannya. Akhirnya Kyuhyun mencoba untuk tidur, tapi sebelum ia benar-benar terlelap…

.
cklek…

“Kyu?”

‘Suara Sungmin hyung… ‘ Kyuhyun langsung berpura-pura memasang wajah memelasnya.

“Kau sakit?”

“Nde Ming, dan tak ada satupun yang merawatku. Bahkan mereka semua pergi. Ah… aku juga lapar.”

“Mianhe, Kyunie. Sekarang tunggulah disini karena aku akan membuatkanmu bubur.”

“Ah… ahni. Nanti saja Ming, sekarang temani aku tidur dulu.”

“Kau yakin? Bukannya kau lapar? ”

“Jika aku sudah tidur kau baru boleh pergi dan memasak. Dan bangunkan aku jika sudah matang nanti.”

“Aigo! Manja sekali!”

“Yah Heechul hyung, diamlah. Jangan mengganggu kami.”

.

END

.

.


Prompt req by: Cho KyuMin ElfJoyer

Kyuhyun tengah mengintip kegiatan seseorang yang tengah bercanda dengan temannya dari ujung tangga sekolahnya. Dengan serius Kyuhyun memperhatikan Si namja manis yg dikaguminya. Ia kaget saat sang namja manis menuju kearahnya, kemudian Kyuhyun dengan cepat menaiki tangga untuk kabur. Tapi…

GUBRAK!

Kyuhyun harus rela jatuh dengan sangat tidak elit hanya karena tak melihat anak tanga yang ia naiki. Kyuhyun meringis, memasang wajah polosnya yang gagal itu. Sementara Sungmin, ia sempat tertawa sebelum akhirnya menolong Kyuhyun.

“Seharusnya kau melihat tangganya.” Sungmin membantu Kyuhyun berdiri. Ia merapikan seragam Kyuhyun dan memasangkan kembali kacamatanya. “Untung saja kacamatamu tidak pecah.”

MAu tak mau Kyuhyun hanya mengangguk seperti orang bodoh. Sungmin memang benar-benar manis. Dilihat dari jauh saja dia sangat indah, dan jika dilihat dari jarak dekat seperti ini…

“Kyu… Hei, jangan melamun.”

Kyuhyun hanya mengangguk dan kembali menunduk. “Eh… kau tahu namaku?”

Sungmin hanya tersenyum. Ia menegakkan wajah Kyuhyun dengan mengangkat dagunya. “Untuk namja tampan sepertimu, aku tahu semua tentangmu.”

Dan setelah itu Kyuhyun merasa pusing.

“Kyu… ah… kau mimisan! Aigo…!”

.
Brugh…

“Yah! KYU..!” Sungmi melihat ke sekitarnya. “Hyukkie-ah…! Tolong, Kyuhyun pingsan!”

“Kyuhyun? Siapa dia?”

Meski Hyukkie tak tahu pasti siapa Kyuhyun, tapi ia tetap mendekat pada Sungmin dan menolong namja nerd yang aneh si kutu buku yang sedang di tolong Sungmin.

“Ini salahmu, Ming. Dia selalu mimisan jika bertemu denganmu.”

Sementara Sungmin dan Hyuk kesusahan memapah tubuh Kyuhyun, Kyuhyun malah tersenyum dalam mimpinya. Ah… ini indah sekali. ‘Aku tak menyangka, Sungmin sunbae tahu aku.’

END

.

.


prompt req: Whulan Octantya M. Peni

.
sungmin baru saja selangkah masuk ke kamarnya, dan begitu terkejut setelah melihat kyuhyun…

.
sedang bersembunyi dibalik selimutnya. Sungmin merasa heran karena jarang sekali Kyuhyun menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut, bahkan sampai tak terlihat apapun. Dan lagi ini musim panas,apakah Kyuhyun sakit lagi?

Sungmin mengerutkan keningnya.

“Hhhhh…”

Sungmin merasa mendengar suara-suara yang emmmm… yah seperti mendesah.

Tidak mungkin Kyuhyun sedang bermain sendiri? Aish… Sungmin mencoba menghilangkan pikiran kotornya.

Kyuhyun habis sakit jadi tak mungkin ia sedang… eum…

Ah mungkin saja dia demam lagi. Sungmin segera berlari menuju kasur Kyuhyun. Ia kemudian berusaha membuka gumpalan selimut yang melilit tubuh Kyuhyun.

“Kyu…”

“Eh…Ming…”

Wajah Sungmin memerah. “Ah… Mianhe Kyunie, aku pikir kau sakit lagi jadi… ”

“Ah… Ming, aku … ini…”

” Sebaiknya aku pergi saja.”

Sungmin hendak berbalik tapi Kyuhyun meraih tangannya dan menarik lembut tubuh Sungmin. “Aku memang sudah sembuh tapi ini sakit Ming…” Kyuhyun mengarahkan tangan Sungmin menuju ke bagian bawahnya.

“Mmmhh…Ming.” Kyuhyun menggerakkan tangan Sungmin untuk meremas litte Cho yang sudah mengeras.

“Salahmu sendiri melihat video seperti itu.”

“Itu karena kau tak memberikan aku jat…”

“Yah! Kalau mau main, cepatlah. Aku sudah menunggu dari tadi.”

Mendengar suara cempreng Heechul, tanpa basa-basi Kyuhyun langsung turun dari bed-nya dan kemudian menutup jendela balcon tempat Heechul tengah mengintip mereka.

“Jangan menggangguku! Dasar Janda kesepian!”

“Awas kau Kyu!”

.

End

.

.


Prompt req by Megumi Kishimoto

Mulutnya kembali dibuat ternganga, pemandangan yang -menurutnya- terlihat begitu indah itu seolah menyilaukan matanya. Sosok tampan itu sedikit membenturkan kepalanya pada dinding kamar mandi didepannya, mengutuk segala sensasi panas yang kini semakin menjalari tubuhnya, harum vanila yang singgah pada indra penciumannya itu seolah memabukan, semakin besar, hasrat yang seolah memuncak dan berpusat pada tubuh bagian selatannya. Demi tuhan, demi seluruh panggilan setan yang selama ini ia terima, dan demi semua koleksi game yang ia punya, mengintip seorang Lee Sungmin yang tengah mandi itu tak berbeda seperti kau yang berniat mengambil madu di sarang lebah, begitu manis.. dan memabukan. Namun disaat bersamaan dapat membuatmu menjerit frustasi karena sengatan-sengatan panas tak terduga. “oh, so damn Lee Sungmin.”

Kyuhyun berulang kali meneguk air liurnya, dan bahkan sempat mengusap air liur yang masih keluar dari bibirnya. Kedua matanya semakin terbuka lebar saat melihat Sungmin tengah mengusap spons penuh busa sabun di dadanya. “Ugh… bahkan nipplenya pun sangat merah.” Kyuhyun tak tahan lagi.

Entah sadar atau tidak, tapi tangannya mulai menjalar kebawah dan berhenti tepat diantara kedua kakinya. Ia sempat mengumpat pelan saat merasakan bahwa little Cho sudah benar-benar mengeras. “Sial…”

Kyuhyun menggeram pelan. Ia menyandarkan tubuhnya di ambang pintu. Semakin menggila saat Sungmin tengah mengusap kedua sisi butt penuhnya yang sangat menggoda. Kyuhyun semakin merasa panas tak karuan.

Dengan tergesa dia menurunkan boxer serta celana panjangnya. Ia segera meraih juniornya dan mulai mengurutnya perlahan.

Kyuhyun semakin dan semakin menggila. Sungmin tengah memainkan juniornya yang hampir menegang. Membiarkan tangannya yang penuh dengan buih sabun memanjakan junironya. Terkadang terdengar lenguhan pelan Sungmin, membuat Kyuhyun semakin menggila.

Pluk…

Eh?

Kyuhyun merasa aneh. Ada yang menepuk bahunya. Dan belum sempat ia menoleh kebelanga, wajah evil nan menakutkan itu muncul di samping wajah Kyuhyun. “Hei… jangan berdiri di pintu seperti orang bodoh. Kenapa tak kesana saja dan bermain dengannya. Bodoh!”

“Pergi kau hyung… dasar setan menyebalkan! Janda kesepian, kau suka sekali mengganggu kesenanganku.”

Setelah berhasil mengusir Heechul keluar dari kamar tidur Sungmin, Kyuhyun kemudian bergegas hendak kembali ke kamar mandi dan meneruskan kegiatannya, tapi…

“Ming…”

Entah harus shock atau senang, tapi yang jelas little Cho sangat bahagia saat menemukan Sungmin sudah siap menerimanya, terlentang di bed lebar, dengan senyum sexynya.

“Happy birthday BabyKyu…”

END

.

.


prompt req dari: Tyarha Ciie’ D’Rezpector Pororo:…

Sungmin diam2 datang ke drama musical kyuhyun untuk memberi kejutan. Tapi disana tidak sengaja sungmin melihat Kyuhyun sedang. . .

berusaha melepaskan kostum yang ia pakai. Sungmin mendekat dengan perlahan, hampir tak bersuara. Ia menutup ruang ganti itu dengan sangat perlahan, berdo’a dalam hati agar kyuhyun tak menyadari keberadaannya. Sungmin tersenyum saat melihat Kyuhyun yang tak menyadari kehadirannya. Setelah memastikan pintu terkunci, Sungmin mengendap pelan menuju meja rias, dan meraih ikat kepala Kyuhyun. Ia mengambilnya dan dengan gerakan yang sangat cepat, Sungmin mengikatnya untuk menutupi kedua mata Kyuhyun.

“Hei ..! ” Kyuhyun berusaha untuk menangkap orang yang mengerjainya. Tapi Sungmin sangat pintar, ia bersembunyi dibelakang Kyuhyun dan terus memegang ikat kepala itu.

Tawa Sungmin hampir pecah saat mendengar Kyuhyun mengeluh, dan ia juga kasihan karena ia sadar ia sudah menarik ikat kepala itu terlalu keras.

“Yah! Cho Sungmin, jangan pikir aku tak tau itu kau ya! ”

Kyuhyun memutar tubuhnya dengan cepat, dengan sengaja membuat Sungmin kewalahan dan akhirnya melepaskan ikat kepala itu.

“Ah..Kyunie tidak asik. Kukira kau tak tahu itu aku. ”

“Salah sendiri, kau pakai parfum yang sama.” Kyuhyun tersenyum dan meraih dagu Sungmin. “Jangan seperti itu didepanku, aku bisa menyerangmu kapan saja.”

Bukannya berhenti memainnkan lidah dan bibirnya, Sungmin malah semakin menggodanya. Ia menjilat telinga Kyuhyun, “Aku sudah mengunci pintunya.”

“Dasar kelinci nakal.”

.

END

.

.

Gimana? Asyik kan main prompt by req. Nah, kalau ada yang mau ikutan main, cukup komen atau kirim PM ke akun FB aku . Kajja, kita ramein ultah Uri Appa…

LOVE YA!

 

HORMONES- The Confusing teens-Dopamine_KyuMin|YAoi

 HORMONES KYUMIN FF

Author : rainy hearT

Length : Series (?)

Rated :  T

Cast :

-Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

– EunHae

-BaDeul

-HanChul x SiChul

-YeWook

-YunJae

-OnKey

-2Min

Pairing : || KYUMIN |

Desclaimer : Semua cast belongs to God and themselves. Dan seperti biasanya, jika saya bisa saya sudah meng-Klaim seorang Lee Sungmin menjadi milik saya.#Mimmpi….#

Genre : ||Drama || Romance|| Angst | Fluff

Warning : || BL/ YAOI || Gaje || typo’s || EYD tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia||

Sumarry : I just pick some scene’s from mini series from Thai, named Hormones. It’s just get inspired by the tittle, but actually the story inside was so different, not same as the series. If you like Thai series, better chek it out. The mini series was so damn fucking good. Trust me.

 

.

 

Another PRESENT From Me

.

~The Confusing Teens~

.

 

Just KYUMIN

 

Please be Patient With me. Don’t Like Don’t Read. No copas No bash.

 

.

 

HAPPY READING

.

.

 

Part 2 (Dopamine)

 

 

.

 

.

 

Hae’s home…

.

 

.

 

“Bagaimana Hyung, apa handycam-nya sudah siap?”

 

“Sebentar, Hae.”  Yesung mengangguk yakin saat ia sudah memastikan oom dan angle yang akan dia dapatkan. IA memilih duduk di lantai kamar Hae dan bersiap. “Oke. Siap!” Yesung mengacungkan jempolnya.

 

Donghae sudah bersiap dengan gitarnya. Hari ini ia ingin membuat sebuah demo yang akan dia unggah ke youtube, dan juga media social sekolah. Hae sudah sangat siap, dan kali ini ia akan menyanyikan lagu ciptaanya.

 

Hae hendak memerik gitarnya, tapi ia berhenti. Ia melirik pada Kyuhyun. “Hei, Kyu!!! Ayo bantu aku, aku butuh bantuanmu.  Seorang namja paling keren satu sekolah.”

 

Kyuhyun yang tengah sibuk dengan psp-nya mau tak mau meletakkan benda kesayangannya itu terlebih dahulu. Kyuhyun mendengar suara pintu terbuka, ia mengangguk hormat saat melihat Umma-nya Hae di ambang pintu.

 

“Hae!!!”

 

“Nde!!”

 

Hae’s Umma masuk ke kamar anak kesayangannya itu. “Aku akan masak bulgogi, kalian pasti akan menyukainya. Ayo, makan bersama.”

 

“Nde, ahjumma.” Yesung menjawab bersamaan dengan Kyuhyun. Mereka mengabaikan wajah kesal Hae. Setelah yakin jika umma-nya sudah meninggalkannya, Hae menatap kesal pada kedua sahabatnya.

 

“Ck… bukankah kalian masih ingat? Jika Umma meminta kalian makan malam disini, jangan mau.”

 

Kyuhyun menepuk bahu Hae. “Tidak apa-apa, aku sudah biasa mendengar suara cempreng Umma-mu.”

 

“YA! Tapi Umma-ku terlalu berisik. Dia bisa berbicara sepanjang waktu makan malam dan menceritakan semua kejelekanku.” Hae menatap Kyuhyun dan Yesung. “Begini saja, kalian bantu aku membuat demo malam ini, dan jangan makan malam dirumah. Aku akan mentraktir kalian Di Grill 5 Taco.”

 

“Deal!!!” Kyuhyun berseru senang. “Ayo, lakukan.”

 

Mereka memulai merekam demo yang akan diunggah ke youtube. “Tadinya aku hanya dapat 30 view dalam satu minggu. Sekarang pasti langsung ribuan. Hahhaa…!” Donghae tertawa polos.

.

 

.

.

.

 

“Dimana Kyuhyun dan Yesung?”

 

“Mereka sudah pulang, Umma.”

 

“Padahal umma sudah memasak sangat banyak, kenapa kau biarkan mereka pulang.” Hae’s Umma meletakkan piring berisi sayuran dan kemudian sibuk menuangkan sayur ke piring Hae. “Seharusnya mereka ikut kita makan.”

 

Donghae menggeser kursinya dan duduk dikursi. “Tidak apa-apa. Aku yang akan habiskan.” Hae tersenyum pada Ummanya. Yah… dia merasa bersalah. Terkadang ummanya memang sangat berisik. Hae melihat TV yang masih menyala dihadapannya. “Appa, besok belikan aku itu yah???”

 

Hae’s Appa melihat iklan yang masih di putar di TV itu. Iklan sebuak skuter yang memang baru di luncurkan beberapa hari kemarin. Ia tak bisa membiarkan Hae mengendarai motor itu. Hae anak yang cukup ceroboh. “Tidak bisa, itu bukan mainan anak ceroboh sepertimu.”

“Tapi appa….” Hae merengek. Ia menoleh pada Umma yang duduk disisinya. “Umma, belikan aku itu yah???”

 

“Mianhe, appamu bilang tidak. Jadi umma tidak bisa berbuat apapun.”

 

Hae cemberut. Ia memasang wajah memelasnya.

 

“Sudahlah, Hae. Umma sudah menyiapkan susumu. Sebelum naik, bawa keatas dan habiskan.”

 

Hae hanya mengangguk patuh. Sejujurnya ia kesal. Ia masih saja dipandang dan diperlakukan seperti anak kecil. Setelah menyelesaikan makan malamnya, ia naik keatas menuju kamarnya. Ia sudah tak sabar untuk melihat bagaimana reaksi viewer di video yang diunggahnya.

 

Hae mereload  halaman terakhir dari youtube. Dan, “Coooollll!!!” Hae berseru senang.

 

Dilayar tertera jelas. “1448.”

.

 

.

 

.

 

At School!!!

 

.

 

.

 

Esoknya Hae merasa seperti menjadi artis dadakan. Mungkin mengalahkan perasaan artis kilat lainnya yang terkenal hanya lewat youtube. Dia berjalan menuju  kelasnya dengan senyuman lebar diwajahnya.

 

Ia menemui Yesung dan Kyuhyun yang tengah menikmati waktu santai mereka di tepian lorong sekolah mereka.

 

“Hae-ah…. sepertinya kau senang sekali.”

 

“Nde, Kyu!!!! Kau tau viewernya pagi ini sudah 2500. Itu bagus sekali. Ah… biarkan aku merasakan menjadi seorang artis dulu.

 

“Kyuhyun Sunbae!!!”

Tiba-tiba datang segerombolan namja yang sudah pasti Kyuhyun tidak mengenalnya. Key, Jonghyun dan Jino. Sebenarnya Jonghyun malas mengikuti Key. Tapi Key memang sangat manja dan pemaksa. Dia tak segan-segan mengomeli  Jonghyun didepan orang banyak. Key menyeret Jino untuk mendekat kepada Kyuhyun.

 

“Kyuhyun Sunbae, aku sudah melihat video yang kau unggah. Lagunya bagus!!! Bisa berfoto bersama?”

 

“Tentu saja, cantik…” Kyuhyun tak lupa memberikan rayuan maut. Yesung hanya bisa menggeleng heran. Kyuhyun memang tak bisa diam jika melihat makhluk cantik. Key memberikan ponselnya pada Yesung. Tapi saat Yesung sudah bersiap mengambil foto, Key kembali berubah pikiran.

 

“Yesung sunbae ikut berfoto dengan kami.” Key menatap Donghae. Ia menarik ponselnya dari Yesung dan memberikannya pada Donghae. “Sunbae, tolong fotokan untuk kami. Eum 2 kali yah, takutnya nanti hasilnya kurang bagus.”

 

Sebenarnya Donghae sangat kesal. Ia memang tak bisa sepopuler Kyuhyun, tapi kenapa seperti ini. Mau tak mau, meski sangat kesal ia memotret mereka.

 

“Hae, sepertinya kau masih kalah populer dari Kyuhyun.”  Setelah segeromnolan namja itu pergi, Yesung tertawa pelan dan menepuk bahu Hae. Bermaksud untuk menenangkan namja itu, tadinya memang berniat seperti itu. Tapi akhirnya Hae semakin dongkol dan kesal.

 

“Kenapa seperti ini? Aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi artis terkenal.”

 

Kyuhyun dan Yesung hanya tertawa melihat komentar polos Hae. Anak itu memang benar-benar masih sangat polos.

 

“Annyeong…”

 

Hae terdiam seketika. Ia melihat salah satu sunbae mereka -mahasiswa- yang Hae kenal benar jika namja ini adalah salah satu personil dari Spaceband.

 

“Sunbae….”

 

“Aku melihat video di youtube. Bukankah kau yang memainkan gitar?”

 

Hae mengangguk semangat.

 

“Aku akan mengadakan audisi akhir pekan ini. Aku tunggu di ruang musik sekolah sabtu sore.”

 

“Ya, pasti. Aku pasti akan datang.”

 

Setelah sunbae itu pergi, Hae berjingkrak senang. Ia bahkan tak malu saat dengan seenaknya mencium pipi Kyuhyun dan Yesung. “Cool!!!”

 

.

 

.

 

.

 

Prok..! Prookkkk!

 

“Ah.. Eunhyuk-ah!” Hae berlari kencang menuju Enhyuk yang menyambutnya dengan tepuk tangan meriah dari dalam kelas.

 

“Aku dengar kau diterima di band itu, chukkae!”

 

Hae memeluk Eunhyuk. “Nde. Ah… kami akan mengadakan pertunjukkan untuk menutup acara sekolah. Aku ingin kau merekamku nanti dan pastikan kau ada di barisan pertama.”

 

“Nde…”

 

.

 

.

 

.

 

Sekolah sangat meriah. Terlebih, nanti akan ada pentas seni yang dibuka oleh band sekolah mereka. Hae sangat gugup, ini pertama kalinya dia tampil didepan banyak orang. Hae melihat penonton yang sudah mulai berkumpul di depan panggung. Ia tersenyum melihat semua siswa sepertinya benar-benar tertarik untuk melihat penampilan Spaceband.

 

“YA! Hae-ah, ayo ambil posisi.”

 

Hae mengangguk. Ia kemudian naik ke panggung dan mengambil gitarnya. Bersiap untuk mengiringi vokalis band mereka. Kali ini mereka akan memainkan lagu wajib Spaceband. Lagu yang sedikit bergenre rock meski dengan lirik yang sedikit melow.

 

Seperti janjinya, Eunhyuk berada di barisan depan. Dia sudah bersiap dengan kamera ponselnya. Awalnya Enhyuk takut, saat iamelihat keraguan di raut wajah Hae. Tapi entah mengapa, lama-kelamaan ia malah menjadi khawatir. Hae sepertinya terlalu menikmati atau malah over dalam memainkan gitarnya.

 

“Lihatlah, bukankah dia gitaris baru?”

 

“Nde, tapi kenapa main gitarnya seperti itu?”

 

“Ih… aneh sekali. Bagaimana bisa dia mengiringi Subin eonni?”

 

“Ia, permainan gitarnya juga jelek sekali.”

 

Eunhyuk sudah memaksakan diri untuk menulikan telinganya dan tak mempedulikan ocehan para yeoja yang berdiri disekitarnya. Mereka mengomentari permainan gitar Hae. Eunhyuk memfokuskan dirinya untuk melihat penampilan Hae, tapi lama kelamaandia juga merasakan jika apa yang dikatakan para yeoja berisik itu memang ada benarnya. Eunhyuk mulai ragu. Ia menurunkan ponselnya.

 

Ia melihat penampilan Hae yang malah semakin lama semakin berlebihan. Ia merasa kesal sendiri dan kecewa, seharusnya Hae tak perlu bermain seperti itu.

 

Setelah penampilan Spaceband selesai, Hae langsung turun dari panggung. Ia heran kenapa di detik-detik akhir Enhyuk malah pergi dan tidak menonton penampilannya lagi. Ia mencari Eunhyuk  ke seluruh ruangan dan lorong sekolah. Tapi semuanya sepi.

 

Akhirnya Hae memilih untuk kembali ke ruang kelasnya. Ia menemukan ponselnya sudah berada di meja. “Ah.. pasti dari Hyukkie.” Hae memutar videonya dengan semangat. Ia sudah tak sabar melihat seperti apa penampilannya tadi.

 

Awalnya Hae memang merasa senang, ia terlihat seperti pemain gitar profesional tapi saat Hae mulai mendengar suara berbisik-bisik, ia mulai merasa terganggu. Hae mengeraskan volume rekaman video itu. Meski suara musik lebih keras tapi Hae bisa mendengar suara dari beberapa yeoja yang mengomentari penampilannya.

 

Hae menghentikan video itu. Ia tertegun. ‘Apa ini alasan Hyukkie?’

 

.

 

.

 

.

 

“Hae, Umma akan mengajakmu untuk makan di restoran Jepang. Kita akan merayakan penampilan pertamamu dengan bandmu itu. Bagaimana?”

 

Umma Hae yang tengah menyetir itu mengerutkan keningnya. Tak biasanya Hae hanya diam dan tak menyahut. Apalagi, Hae paling suka masakan Jepang. “Hae, kau baik-baik saja kan sayang.”

 

Hae tetap saja diam. Hae’s Umma kemudian memasuki lahan parkir luas yang tepat berada di depan sebuah restoran Jepang yang mewah. “Ayo, kita masuk dan makan dulu. Setelah itu baru kita pulang, umma sudah menyiapkan kejutan untukmu.”

Tapi bukannya turun dan menuju ke restoran, Hae malah berlari jauh dan mengabaikan teriakan Ummanya. Hae merasa kesal, pada dirinya sendiri dan juga ia merasa bersalah… pada dirinya sendiri. Mengapa ia bertingkah konyol dan memalukan seperti itu?

 

Hae berlari dari restoran jepang yang jaraknya memang cukup dekat dari rumahnya. Dengan tergesa, ia membuka gembok rumahnya dan masuk melalui pintu yang ada di samping rumah.Tapi Hae tertegun saat melihat motor yang terparkir di samping rumah.

 

“Mianheyo, Umma…”

 

Hae menangis pelan. Ia telah meninggalkan ummanya. Seharusnya, ia tak bersikap seperti itu. Hae mengusap air matanya, ia tersenyum saat melihat tulisan di kartu yang tergantung di spion sepeda motor itu.

 

“Hae-ah…화이팅!!!”

 

.

 

.

 

.

 

.

 

Heechul tengah menikmati waktu sorenya di sebuah toko buku. Ia akan membeli beberapa buku bacaan yang mungkin bisa menemaninya saat ia merasa kesepian di rumah. Nunna-nya tak selalu ada waktu untuknya.

 

Ia melihat ponselnya. “Ah… Dia sudah menungguku.” Heechul segera membayar dikasir dan kemudian keluar dari toko buku itu.

 

“Annyeong…”

 

Heechul tersenyum saat melihat seorang namja yang menyapanya. Bukan dari sekolah yang sama dengannya, tap namja itu cukup menarik baginya. “Nde, annyeong.”

 

“Bisa berbagi contact mu denganku? Kuharap kita bisa berteman.”

 

.

 

Pluk!

 

.

 

Sebuah tepukan kecil melayang dengan mudahnya mengenai kepala namja itu. Heechul hanya bisa diam. Ia tahu, dalam hal ini ia tak akan bisa berbuat  apapun. “Yah, anak kecil. Jangan sekali-kali mengganggu dia lagi. Dia ini milikku.”

 

Namja itu hanya bisa merengut kesal. Dan tak lama setelah Heechul berlalu darinya, di belakangnya tiba-tiba ada sekelompok namja yang kemudian ikut memukulinya. “Kau harusnya berkaca. Ah… dan harus kau ingat, kau bukan apa-apa. Hanya namja lemah yang tak pantas bersaing dengan Han hyung.”

 

Heechul masih sempat menoleh kebelakang hanya untuk memastikan keadaan namja itu. “Hannie, seharusnya kau tak perlu sekejam itu padanya. Dia hanya ingin berteman denganku.”

 

“Chullie, jangan mengelak. Aku tahu bagaimana sikapmu. Jangan buat aku kehilangan kesabaran denganmu.”

 

Heechul hanya bisa diam pada akhirnya. Ia tahu, Hangeng memang sangat dan terlalu mencintainya. Bukan ia tak mencintai Hangeng, hanya saja namja itu selalu memberikan cinta yang berlebih untuknya dan terkadang ia malah merasa bosan.

 

“Ah… dan kenapa Siwon harus menjadi anak buahmu. Dia sungguh kasihan, harus membelamu.”

 

“Hei… dia itu adik kesayanganku. Sudahlah, berhenti mengasihani orang lain.” Hangeng meremas nakal bokong Heechul. “Aku akan mengajakmu ke rumahku. Kita bisa menghabiskan akhir pekan bersama.”

.

 

.

 

.

 

.

 

Sungmin memasuki kelasnya dengan wajah cerah. Mereka semua baru saja kembali ke kelas masing-masing setelah sebelumnya berkumpul di gedung olahraga untuk mengetahui siapa yang akan mewakili upacara penghormatan kepada para guru yang sudah biasa mereka lakukan di awal tahun pelajaran.

 

Sungmin senang-senang saja saat mendengar jika Kyuhyun juga ikut mewakili mereka. Sebenarnya ia berharap wakil yang lainnya dari kelas yang lain dan bukan dari kelasnya, terlebih itu adalah Kyuhyun. Tapi Sungmin harus bersikap sportif.

 

Sungmin berdiri di depan para siswa yang lainnya. Hari ini mereka dibebaskan dari semua pelajaran sekolah untuk mempersiapkan upacara penghormatan itu.

 

“Apa kau yakin dengan apa yang kau tuliskan? Apa tak ingin berubah dari tahun kemarin?” Kyuhyun bersuara mengomentari tulisan di papan tulis yang baru saja di tuliskan Sungmin.

 

“Kita perlu sesuatu yang teratur dan juga rapi. Aku tidak mau kau membawa tingkahmu yang urakan itu kedalam sekolah kami.”

 

“Tapi, Sungminnie…” Kyuhyun memanggil Sungmin dengan suara lembutnya. Sungmin sempat merasa malu pada awalnya. Namun ia langsung menghentikan acara ber-blush-ing ria dan kembali menormalkan raut wajahnya. Sungmin mulai merasa ada yang salah dengan dirinya.

 

Sementara, Kyuhyun yang sadar dengan kelakuannya hanya tersenyum nakal. “Apakah tidak sebaiknya kita menambahkan kesan lucu agar para siswa juga tak takut lagi dengan Seonsaengnim. Kau tahu, seperti Kang In seonsaengnim, dia menakutkan. Yah… aku hanya berfikir mungkin kita bisa menambah sesuatu yang lucu. Agar tak kaku seperti biasanya, Ming.”

 

Sungmin hanya menggeleng. Ia harus berusaha sabar menghadapi Kyuhyun. meski Kyuhyun sudah berani-beraninya memanggilnya dengan berbagai macam panggilan yang sama sekali tak sopan. “Kalau begitu baiklah. Aku pikir ada baiknya juga. Nah, yang setuju dengan ideku untuk melakukan upacara formal seperti biasanya harap berkumpul di sebelah kiri dan yang setuju dengan ide Kyuhyun harap berkumpul disebelah kanan.”

 

Kyuhyun masih sempat mencuri padang pada Sungmin, meski sepertinya Sungmin terlalu acuh dan tak memperhatikannya. Meski Kyuhyun sudah berusaha untuk menyangkal, tapi tingkah Kyuhyun benar-benar memperlihatkan betapa ia sangat mengagumi Sungmin.

 

.

 

.

 

.

 

Heechul keluar dari sekolah dengan lemas. Hari ini Hangeng tak akan sempat menciumnya. menjadi seorang mahasiswa memang melelahkan dan membuatnya tak bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama Heechul.

 

Heechul melihat Siwon yang tengah berdiri di halte bus, ia mnghampirinya. “Hei!”

 

“Oh… Heechul Hyung.”

 

“Kenapa sendirian?”

 

“Hari ini aku harus pulang kerumah dulu, baru main ke tempat Hangeng Hyung.”

 

Heechul mengangguk. “Eum.. apakah kau benar-benar melakukannya atas dasar teman?”

 

“Maksudmu?”

 

Heechul menatap melas pada Siwon. “Kau tahu, Hannie hanya memanfaatkan kalian. Aku tak suka dia melakukan hal seperti itu.”

 

Siwon hanya menggeleng. “Tidak apa-apa.”

 

“Hey!!!”

Siwon menoleh ke sumber suara. Ia melihat namja yang kemarin menggida Heechul mendatanginya dengan beberapa teman genknya. Siwon mungkin jago bela diri, tapi jika teman genk-nya sebanya itu…

 

“Ayo! Pukul dia!”

 

Heechul hanya bisa berteriak dan sedikit-sedikit menangkis pukulan pada tubuh Siwon. “YA! Jangan ganggu kami, pergilah! Tolong!”

 

Setelah ada seorang polisi patroli terlihat berlari menuju ke tempat mereka, gerombolan anak-anak itu lalu pergi meninggalkan Heechul dan Siwon. “Mianhe, Siwon-ah…”

 

.

 

.

 

.

 

.

 

Malamnya, di tempat Hangeng mereka semua berkumpul. Termasuk Siwon dan Heechul.

 

“Aku akan menghabisi mereka.” Hangeng geram hingga meremas kaleng beer yang ia pegang. Ia menepuk pelan bahu Siwon. “Kau sekarang, tak boleh kemana-mana sendiri. Sebaiknya kalian selalu ikut bersamanya.”

 

“Nde, Hyung.” Bebearap anak yang lain menyahut patuh pada pemimpin mereka.

 

“Kau tidak apa-apa, baby…”

 

“Ahni, hanya takut saja. Mereka sempat menggangguku, harusnya kau memukuli mereka.”

 

Hangeng mencium bibir pouty Heechul. “Tenang saja, aku akan bereskan anak kecil itu.”

 

.

 

.

 

.

 

.

 

“Morning!!!”

 

“Yeay! Kembali lagi bertemu dengan Sandeulie yang paling cute dan juga nae baby Baro!”

 

“Nde. Hari ini kami akan menayangkan acara yang paling ditunggu setiap minggunya. Yeah, apalagi kalau bukan We Are Sources.”

 

“Dan kali ini kami akan menayangkan reka ulang dari gosip terhangat dan terpanas minggu ini. Jangan lupa, beri tanggapan kalian di fanpage Badeul News.”

 

Itu hanya sedikit kata pembukaan sebelum rekaman reka ulang dimulai. Sungmin melihat itu. Ia tahu benar rekaman itu adalah kejadian beberapa hari yang lalu yang ia yakin tak ada satu orangpun yang tahu kejadian itu selain dia dan Key.

 

Tapi saksi dalam video reka ulang itu bukan Key. Lalu siapa yang membocorkan hal itu keseluruh sekolah. Sangat memalukan memang. Gay disekolah memang sudah biasa dan tak dipermasalahkan. Tapi bukan berarti mereka bisa bermesraan dengan bebas di lingkungan sekolah.

 

Sungmin sedikit geram melihat rekaman itu. “Chulie… waeyo?” Sungmin menghela nafasnya.

 

“Waeyo, Ming?”

 

“Ah… Kyu…” Sungmin menyembunyikan ponselnya. “Ahni, bukan apa-apa. Kenapa kau belum pulang? Bukankah ini sudah jam pulang.”

 

“Aku menunggumu.”

 

“Ah… klasik sekali.” Sungmin melihat ponselnya. Ia mendapat pesan dari Ummanya. “Kalau begitu, pulanglah sekarang karena aku juga akan pulang sekarang.”

 

Sungmin meninggalkan Kyuhyun didalam kelas. Yesung datang dari luar kelas dan menghampiri Kyuhyun. “Kukira kau sudah di kelas Hae? Ternyata kau mengganggu Sungmin lagi.”

 

“Aku tidak mengganggunya, hanya ingin berkenalan dengannya.”

 

“Kyu, Sungmin itu tidak seperti yang lain.”

 

“Tapi dia tidak galak padaku. Dia pasti akan menyukaiku, buktinya dia masih baik padaku meski aku sudah sering mengganggunya.”

 

“Terserah kau saja.”

 

“Yesung-ah, apa kau tahu apa hubungan Heechul dan Sungmin.”

 

“Aku tak yakin, tapi dulu saat mereka berteman baik. Aku tak tahu, apa yang membuat Sungmin dan Heechul jadi seperti sekarang.”

 

.

 

.

 

.

 

.

 

 

TBC

 

 

.

 

Aku tahu ini ngebosenin, dan juga ga cuman fokus Kyumin. Kan udah jelas castnya, and bagi yang belum nonton dramanya, aku saranin nonton deh. Dan aku juga secara garis besar ngikut alur di dramanya, jadi yah… begini deh.

 

Gomawo!!!

 

All About Me | KyuMin | Yaoi (trilogi) | B |

.

rainy hearT

.

~Proudly present~

 

.

 

.

 

ALL ABOUT ME

 

Side story dari

 

All About U

.

 

.

 

.

 

Cast :  – Cho Kyuhyun

–          Lee Sungmin

–          -Choi Minho (Shinee)

–          Others Super Junior members

Pairing: KyuMin

Genre : Drama, romance, angst, etc

Length : ?

Rated : T

Disclaimer : KyuMin saling memiliki, Kyu Milik Sungmin, dan Sungmin milik Kyu _bersama dengan saya_  >^<

Warning : YAOI / BL, GaJe, Typo(s), etc

.

.

.

Don’t Like Don’t Read

No Copas No Bash No Flame

.

.

.

Cho Kyuhyun POV

 

.

 

.

 

Dimulai dari saat anak itu datang. Mata besarnya sangat hangat, dan tampan. Dia benar-benar seperti tiruan dari pengusaha muda Choi yang meninggal karena kecelakaan pesawat tahun lalu.

 

Aku bukan anak kecil lagi, jadi jangan mengira aku tak tahu apapun. Aku tahu, appa menyukai bekas istri tuan Choi itu. Siapa yang tak akan jatuh cinta pada yeoja cantik yang malang?

 

Menjadi hyung dari seorang Choi Minho pun, bukan hal yang aku sesali. Dia anak yang baik dan hangat, bahkan sesekali aku merasa jika dia benar-benar adikku. Selalu menempel dan manja padaku. Meski tak jarang  juga aku mengacuhkannya, tapi dia selalu bersinar. Tersenyum padaku.

 

Bukan aku tak menyukainya, hanya saja dia seperti kedua sisi tangan bagiku.

 

Aku adalah bagian putih yang selalu terlindung dari cahaya luar, dan dia adalah bagian hitam yang selalu saja menjadi tameng. Dia anak yang mandiri, dan appa menyukainya.

 

Aku namja yang bebas, yang melakukan apapun sesuai dengan keinginanku. Aku tak suka terikat.

 

Aku membiarkan Minho, lebih menguasai appaku. Aku juga tak menyesal karena aku tak dekat dengan Umma baruku. Aku tahu, Heechul… dia Umma yang baik. Hanya saja, aku lebih senang menjadi seorang yang bebas dan memulai semuanya sesuai dengan apa yang aku inginkan.

 

Aku tak menginginkan secuil pun kekayaan appaku membantuku. Aku bisa mandiri dan menikmati hidupku. Sebagai pemusik jalanan, menyanyi di cafe atau bahkan pelayan di toko. Aku belajar semuanya dari nol. Merasakan sulitnya mencari uang di kota yang padat ini.

 

Dan saat inilah pertama kali aku melihatnya, dan kurasa ini mungkin alasan terbaik yang aku miliki karena aku masih setia naik kereta meski harus berjalan atau bahkan berlari untuk melalui setiap hari dan pekerjaanku.

 

Aku melihat namja manis yang tengah duduk di kursi yang sedikit jauh dari platform kereta yang sedang kutunggu, dia mengganggu penglihatanku. Dia terlihat mengantuk. Aku tak yakin jika dia seorang namja sebelum aku melihatnya lebih teliti selama beberapa menit.

 

Musim dingin memang selalu membuat semua orang terlihat semakin manis, dengan penutup telinga dan juga topi kupluk lucu dengan telinga koala berwarna pink. Kulitnya cantik.

 

Tapi, seorang namja kurus yang terlalu enerjik itu mengganggu kesenanganku. Dengan seenaknya dia membangunkan namja manis yang sedari tadi menarikku untuk terus menerus menatapnya.

 

Ah…. keretaku sudah datang.

 

“Kajja, Sungmin hyung. Kereta kita sudah datang. Eum, kuharap hari pertama kita akan menyenangkan. Kudengar, pemilik cafe dimana kita bekerja itu adalah putra keluarga Cho.”

 

“Benarkah?”

 

Bagaimana aku tak mendengar mereka? Mereka bergosip tepat dibelakangku. Dan aku sangat senang karena kereta penuh sesak. Aku bisa merasakan punggungnya tepat berada di belakangku.

 

Dia wangi dan…. hangat.

 

“Nde, Hyung. Tapi, dia putra dari pengusaha Choi. Namanya Choi Minho, dia teman Yesung hyung. Dan, dari yang kudengar dia sangat tampan. Mungkin saja dia akan menyukaimu  nanti. Huwaaa!!! Aku tak sabar untuk mengenalkanmu pada…”

 

.

 

Bughh!!

.

 

“Awwhhh!!!”

 

Sungguh aku tak sengaja. Aku hanya tak menyukai apa yang mereka bicarakan, aku hanya__

 

“Mianhe.” Sial! Kenapa suaraku bisa sedingin ini? Aku tak bisa mengatur ekspresi wajahku sendiri.

Ingin sekali aku keluar dari kereta ini dan bersembunyi dimanapun tempat yang tak terlihat manusia. Aku tak sengaja memukulnya.

 

“Yah!!! Bisa tidak kau meletakkan kotak bodoh itu. Kau tahu, kereta ini sesak dan kau berhasil memukul kepala Hyungku dengan kotak biola bodohmu. Itu keras tahu!!!”

 

“Wookie-ah, sudahlah.”

 

Aku hanya diam.

 

Akhirnya aku memutar posisi berdiriku hingga aku bertemu dengan kedua matanya. Entahlah, mungkin tanpa sadar aku tersenyum. Meski sahabatnya itu terus mengoceh memarahiku, tapi aku tak mendengarkan apapun.

 

“Sungmin Hyung!!! Kajja!!”

 

Rasanya sangat berat saat dia harus segera keluar dari keretaku. Entahlah, aku tak tahu dan tak sadar. Aku mengikutinya.

 

“Cho Kyuhyun.”

 

“Nde…”

 

Dia menatapku. Aku tahu aku lebih tinggi darinya dan itu malah membuatnya terlihat semakin manis saat ia mencoba melihat kearahku.

 

“Namaku Cho Kyuhyun.”

 

Dia tersenyum.

 

“Kajja Hyung, kau mengganggu antrian.”

 

“Ak-aku Sungmin. Lee Sungmin.”

 

Aku melihat punggungnya. Semakin menjauh.

 

Aku tak tahu kenapa aku berdiri didepan gate seperti ini. Haruskah aku mengejarnya?

 

.

 

.

 

.

 

Dan aku baru sadar, jika aku mengikuti mereka. Terdampar didepan cafe yang aku tahu benar, ini memang milik Minho. Appa pernah mengajakku kesini saat dia membangunnya. Sejujurnya aku merasa menyesal, dan juga sedikit canggung.

 

Harusnya aku berada di gedung pertunjukkan seperti biasanya. Dan dengan bodohnya aku malah berdiri didepan cafe ini. Aku tak yakin jika aku ingin masuk kesana. Seharusnya aku berada di gedung pertunjukkan, dan bukan disini. Tapi, ugh… Minho. Kenapa dia harus menemukanku?

 

“Hyung, aku senang kau datang.”

 

“Nde.”

 

Aku tak bisa seperti Minho yang selalu tersenyum. Rasanya kaku sekali.

 

“Kukira kau akan melihat anak-anak itu malam ini, bukankah ini pertunjukkan pertama mereka?”

 

“Aku tahu.”

 

Meski sedikit gelap, tapi aku bisa melihat perubahan wajah Minho. Aku tahu aku bersalah sekarang. Dia sudah berusaha menjadi orang baik dan selalu mendekatiku. Entahlah, sangat sulit untuk merubah wajahku agar tersenyum.

 

“Hyung, aku harap kau bisa disini. Kau tahu, yeah… bermain biola untukku. Aku sangat mengagumimu.”

 

Minho menunjukkan senyumannya lagi. Dia benar-benar anak yang baik. “Hyung, kau tahu bukan__ aku sangat menyayangimu.”

 

Hening.

 

Aku tahu, aku juga sangat menyayanginya. Menjadi anak tunggal bukanlah hal yang mudah. Terlebih saat kau menyadari jika alasan kau tak memiliki Umma adalah salahmu sendiri. Umma meninggal saat melahirkan aku.

 

Umma memaksakan kehamilannya dan lebih memilihku dari pada dirinya sendiri.

 

Dan aku sungguh tak bisa memberikan ekspresi apapun.

 

Aku melihat wajah Minho, dia sedikit seperti… terluka.

 

Huh… aku benci perasaan seperti ini. Sangat bersalah.

 

“Kajja…”

 

Entah sadar atau tidak, aku meraih tangannya dan menyeretnya masuk. Aku tak tahu apa yang aku lakukan. Hanya saja, aku ingin menurutinya. Aku ingin membahagiakannya.

 

“Gomawo, Hyungie…!”

Ugh… aku benci saat dia memelukku seperti ini.

 

Membuatku jadi ingin menangis.

 

‘Mianhe, Minho-yah… ‘

 

.

 

.

 

.

 

.

 

“Selamat datang!!!”

 

Aku mendengar suara itu, teriakan cempreng dan ah… benar. Namja menyebalkan yang suka marah-marah. Dia benar-benar bekerja ditempat Minho.

 

Tapi, ada suara yang menggangguku. Suara lembut dan petikan gitar yang sangat hangat. Sangat pas dan romantis.

 

Aku terus menatapnya, menunggu mata kami bertemu. Cukup lama, sampai dia hampir menyelesaikan lagunya. Dia menatapku. Meski dia terus bernyanyi, tapi aku tahu wajahnya tersenyum.

 

“Kau memang hyung yang terbaik untukku. Kita bahkan memiliki ikatan, ya ‘kan Hyung?”

 

Aku menoleh pada Minho yang entah sejak kapan berdiri disisiku.

 

“Aku menyukainya, bahkan sejak pertama aku melihatnya. Mungkin hanya tinggal pendekatan sedikit dan aku akan menyatakan perasaanku padanya.”

 

.

 

.

 

.

 

Aku tak tahu harus bersikap seperti apa. Atau mungkin aku sudah terlalu terbiasa bersikap dingin dan acuh, jadi semuanya terasa mudah. Aku tak mau dia selalu mengatakan dia menyukaiku, yang mungkin kenyataannya dia hanya menyukai permainan musikku.

 

Aku juga terkadang membenci saat ia memuji kopi buatanku yang memang sengaja aku buatkan untuknya. Mungkin saja, dia hanya merasa tak enak padaku saat tahu aku dan Minho bersaudara.

 

Dan aku menyayangi Minho. Dia salah satu bagian terbaik dari hidupku. Jika dia tak ada, aku mungkin tak akan sebebas ini menjalani hidupku. Aku menyesal, saat usia mudanya dia harus sudah mengurus perusahaan appa dan dengan senang hati menggantikan aku. Melupakan impiannya sendiri untuk bisa membawa Korea menjadi juara dunia.

 

Aku tertawa pedih dalam hatiku.

 

Aku tak bisa menggenggamnya meski dia sudah berada di tanganku.

 

“Terima kasih Kyu, kau pasti menyanyikan lagu itu untukku. Iya ‘kan?”

 

“Huh…. tidak penting.”

 

“Yah!! Setidaknya kau memang tersenyum padaku. Ayo, mengakulah kalau kau menyukaiku.”

 

Aku mengacuhkannya, padakal dia tepat berada disisiku dan terus menggangguku.

 

“Kyu, bukankah kau  tahu perasaanku? Ayolah, mungkin kau hanya malu. Eh, atau karena aku bukan orang kaya jadi kau tak mau…”

 

“Bukan karena uang, Sungmin. Aku tak pernah mempermasalahkan itu.”

 

“Eh, jadi benar kau juga menyukaiku. Ah… akhirnya.” Dia tersenyum seperti orang bodoh. Aku tak tahu, harus memukulnya atau menciumnya.

 

“Terserah kau saja.”

 

“Kalau begitu, aku milikmu dan kau milikku. Iya ‘kan? Begitu bukan maksudmu? Ah… senangnya.”

 

Aku hanya bisa menghela nafasku. Untung saja hari ini Minho tak sedang main ke cafe. Aku menghentikan langkahku dan memegang kedua sisi bahunya. Menatap ke kedua matanya.

 

Tuhan,

 

Neomu yeppeo…

 

“Sungmin…”

 

“Nde.”

 

“Aku tid_”

 

“Sungmin hyung!!!!”

.
Sial!

.

 

Setan kecil itu datang lagi dan langsung menyeret Sungmin. Namja itu, seharusnya ikut terbang ditelan salju kemarin malam. Menyebalkan sekali.

 

.

 

.

 

.

 

Entah mengapa, dia terus melakukannya. Ada atau tidak ada Minho. Aku tak enak.

 

Aku bisa melihat perasaan Minho, aku tahu dia sakit hati. Dasar bodoh!

 

Aku mendekati Sungmin, ini sudah cukup dan dia tak akan melakukan ini lagi. Padaku ataupun Minho. Mungkin ini saatnya, aku harus berhenti memberikan harapan padanya.

 

“Berikan padaku.”

 

“Tapi___”

 

“Kau tak punya hak untuk merekamnya. Jangan membuatku marah.”

 

Aku mengambil kamera miliknya dan mengeluarkan memori didalamnya. Mengambil memori itu dan memberikan kembali kamera ke pemiliknya.

 

Aku menutup mataku, aku tak melihatnya. Aku tak ingin melihat kesedihan Sungmin. Ini sudah cukup. “Berhenti menguntitku dan merekap pertinjukanku. Kau tak berhak melakukannya, Lee Sungmin-ssi!”

 

Aku bisa melihat wajah terkejut Minho, tapi aku ingin menjadi buta. Aku tak ingin melihatnya menangis. Aku tahu dia menangis, dan aku tahu mulai saat ini aku hanya akan menjadi kesedihan untuknya dan Minho adalah kebahagiaannya.

 

.

 

.

 

.

 

Apa yang terjadi sama sekali tak sama dengan apa yang kuharapkan.

 

Aku tak  bisa menjauhkannya dariku, dan aku tak ingin menjauh. Aku juga tak ingin dia pergi dan memperhatikan Minho. Aku tahu, ini adalah hal bodoh seperti memperebutkan seboah kotak kosong tanpa isi apapun itu.

 

Kami semua, sama-sama sakit.

 

Dan aku tak ingin terlihat terluka. Hanya diam dan mengacuhkannya. Tapi, sama sekali aku tak berharap dia menjauh dan bahkan bersama dengan Minho. Aku tak ingin mengalah pada Minho, aku hanya tak ingin seperti ini.

 

Lelah….

 

.

 

.

 

.

 

“Sungmin hyung…”

 

Aku sungguh tak ingin tahu, apa yang akan ia katakan. Aku sudah cukup menutup diri dan kurasa aku sudah lelah. Aku akan menyerah, aku harus memaksakannya. Tapi saat aku melihat Minho, dengan senyuman bodohnya dan tangannya tengah menarik Sungmin dalam pelukannya__

 

Aku membenci keduanya, aku membenci Sungmin. Aku membenci diriku sendiri, kenapa seperti ini?

 

.

 

.

 

Dan saat aku tahu jika mereka tak bersama, entahlah aku tak tahu harus bersikap apa. Mungkin aku orang yang jahat karena aku tersenyum saat menepuk bahu Minho dan menenangkannya. Dia tak pernah sesedih ini saat dia tak diterima. Aku tahu, Sungmin akan terus melihatku. Itu sudah dituliskan dalam takdir, dan meski aku tak tahu entah sampai kapan aku akan siap, tapi satu saat nanti aku akan menciumnya dan memintanya menjadi milikku.

 

.

 

.

 

Aku melihatnya di kejauhan.

 

Dia keluar dari tempat Minho, mencoba melarikan diri. Aku benar-benar benci saat makhluk kecil kurus itu terus saja mendikte apa yang harus dilakukan Sungmin. Dia pula yang membujuk Sungmin untuk pergi dan akhirnya aku harus bersusah payah melamar kerja sebagai pelayan di cake shop yang sama sekali tak ada dalam daftar pekerjaanku.

 

Meski aku senang, karena Lee Ahjumma sangat ramah dan baik padaku. Bahkan membiarkan aku tinggal dirumahnya , karena memang jarak cake shop ini dari apartemenku cukup jauh.

 

Aku melihat Sungmin dari kejauhan.

 

Aku senang bisa melihatnya tersenyum lagi.

 

“Kyu…”

“Ah…”Aku melamun. “Mianhe, aku…”

 

“Sudahlah.”

 

Lee Ahjumma tersenyum. “Mungkin kita bisa minta bantuan Sungmin untuk hari ini. Sesekali kau harus mengajaknya bicara. Tak baik menyimpan perasaan terlalu lama.”

 

“Aku tidak menyukainya.”

 

“Eum, benarkah?”

 

Ahjumma itu terkadang bersikap genit. Bahkan dia mengedipkan matanya padaku. Benar-benar konyol.

 

Aku kembali melihat keluar. Mungkin hari ini.

 

Tidak, harus hari ini.

 

“Kyu, aku sudah menyuruhnya kesini. Kurasa kalian bisa memiliki waktu sebentar. Sebaiknya kau berusaha mengajaknya bicara.”

 

“Ahjumma,kau terlalu berlebihan.”

 

“Aku tahu, dan apa kau lupa aku juga pernah muda.”

 

Lagi-lagi dia mengedipkan matanya padaku. Aku melihat Sungmin berjalan ke arahku. Dia terlihat cantik dengan bungan yang memenuhi kedua tangannya.

 

Satu hari nanti, kau akan datang padaku dengan pakaian putih dan juga bunga mawar yang cantik. Dan aku, akan mengulurkan tanganku dan menyambutmu.

 

 

.

 

.

END

.

.

Aku tahu, bahasaku aneh…

Ga tahu kenapa, mungkin gegara kebanyakan belajar. Ah… buat yang nunggu NSFC, mianhe masih buntu nih….

Love you…

Chu ❤

HORMONES- The Confusing teens-Testosteron part 2_KyuMin|YAoi

Author : rainy hearT

Length : Series (?)

Rated : T

Cast :

-Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

– EunHae

-BaDeul

-HanChul x SiChul

-YeWook

-YunJae

-OnKey

-2Min

Pairing : || KYUMIN |

Desclaimer : Semua cast belongs to God and themselves. Dan seperti biasanya, jika saya bisa saya sudah meng-Klaim seorang Lee Sungmin menjadi milik saya.#Mimmpi…#

Genre : ||Drama || Romance|| Angst | Fluff

Warning : || BL/ YAOI || Gaje || typo’s || EYD tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia||

Sumarry : I just pick some scene’s from mini series from Thai, named Hormones. It’s just get inspired by the tittle, but actually the story inside was so different, not same as the series. If you like Thai series, better chek it out. The mini series was so damn fucking good. Trust me.

.

Another PRESENT From Me

.

~The Confusing Teens~

.

Just KYUMIN

Please be Patient With me. Don’t Like Don’t Read. No copas No bash.

.

HAPPY READING

.

.

Part 2

.

.

Seoul International school

.

.

“CHA! Kembali lagi di SIS TV ! Seoul International School official TV.” Baro menyapa dengan gaya khasnya dan juga kaca mata bingkai hitam yang mertengger dihidungnya membuatnya semakin terlihat tampan.

“Nde, BaDeul forever cute and lovely couple yang super duper imut ini bakal ngasih info terbaru tentang kegiatan sekolah di akhir tahun.” Sandeul berbicara dengan suara nyaring nan keras, dilengkapi dengan mic lolipop terbaru buatan club elektro yang ia ikuti. “Bukankah begitu, Baro?”

“Nde, duck-ey…”

“Yahhh! Baro! Kenapa memanggilku duck-ey?” Sandeul mempouty-kan bibir eksotisnya (?), dia kemudian kembali mengarahkan camera ponselnya ke arah wajahnya yang super duper imut itu, bahkan tak menyisakan sedikitpun ruang untuk wajah masam Baro.

“Sudahlah, kita lupakan dulu Baro menyebalkan. Nah… hari ini adalah hari pertama dari event tahunan yang selalu diadakan oleh sekolah kita.”

“Nde!” Baro menyahut keras dan kembali menarik kamera ke wajahnya. “Heum… aku penasaran apakah semua siswa sudah menentukan club apa yang akan mereka ikuti?”

“Nde, karena hari ini semua klub akan menunjukkan kelebihan klub mereka untuk menarik perhatian semua siswa. Wah… hari ini akan sangat menyenangkan dan juga akan ada games yang pastinya ada hadiahnya juga.”

Sandeul tersenyum saat melihat Sungmin. Ia segera menghampiri Sungmin dan kemudian menyodorkan mic lolipop miliknya. Sungmin segera memberi salam ke kamera yang sudah mengarah padanya.

“Annyeong, naneun Lee Sungmin dari club jurnalis. Ah… aku sangat berharap tahun ini club kami akan mendapatkan banyak teman baru. Jika kalian memiliki bakat menulis, atau menggambar, ataupun suka membaca dan menulis, nah… selamat bergabung di club kami. Aku tunggu yah…”

Dan terus berlalu, Sandeul dan baro mewawancarai lebih banyak lagi siswa dan juga senior dari masing-masing club. Suasana sekolah akan sangat ramai untuk 2 hari kedepan.

.

.

.

“Ayo-ayo, bergabunglah dengan club kami. Kita bisa saling berbagi pengalaman dan juga menambah pengetahuan. Ayo, masuklah club jurnalis.”

Sungmin dengan semangat terus sibuk membagikan brosur klub miliknya. Ia sangat puas saat melihat banyak siswa baru yang tertarik untuk mengikuti klub mereka, dan bahkan juga mendedikasikan dirinya sebagai penyumbang cerita, comic atau live news di majalah elektronik harian mereka.

Dan di club lain, adalah club drama tepat didepan stand yang di tempati Sungmin. Terlihat seorang mentor dari club itu sibuk mempromosikan club kebanggaannya. Beberapa sunbae pun ikut meramaikan suasana dengan bersama-sama bermain games.

“Nah… dalam grup drama yang paling penting adalah penguasaan peran dan juga materi dari tokoh yang akan kita perankan. Selain itu yang paling penting adalah kesatuan. Antara tim, karakter dan cerita yang kita mainkan.”

Mentor itu menyuruh 2 orang sunbae untuk berdiri dari posisi duduk mereka.

“Nah, aku akan menunjukkan bagaimana kesatuan itu dapat dilihat mulai dari titik paling awal.” Mentor Jung melempar satu lembar koran ke lantai. “Semuanya harus bisa masuk dan berdiri diatas koran, siapa yang tidak bisa masuk dan berdiri disana harus keluar.”

.

Sementara itu…

“Heuh… sangat banyak.” Key, Jonghyun dan Jino sibuk melihat-lihat.

“Key, kau akan mengikuti klub apa? Sangat banyak pilihan, aku sampai bingung.” Jino sibuk melihat kesana kemari. Ah… wajahnya sangat menggemaskan.

Key tersenyum melihat wajah Jonghyun yang terus memerah. Sepertinya dia harus secepatnya menyingkir dari pasangan itu. “Aku sudah memutuskan untuk ikut klub Jurnalis. Aku akan memata-matai Lee Sunbae.”

“Ish… kau ini.” Jonghyun menoyor dahi Key. Dia kemudian segera merangkul Jino dan menyeretnya untuk menjauh dari Key. “Kami akan ikut klub musik atau paduan suara. Bye…”

Meski sedikit kesal karena perlakuan Jonghyun, Key tak merasa ingin memarahi namja itu. Baginya melihat kisah indah Jonghyun dan Jino sudah membuatnya kehilangan rasa marahnya. Key kembali berjalan menuju stand yang dibuat oleh club Sungmin.

“Lee Sunbae!”

Sungmin yang sedang sibuk mempromosikan club-nya langsung menoleh kebelakang. Ia tersenyum saat menemukan Key dengan senyum khasnya. “Key-ah!”

“Annyeong Sunbae…!”

“Senang sekali kau datang, annyeong. Eum… bagaimana jika kau ikut klub-ku.”

“Wah.. aku memang sudah merencanakannya sejak kelas 9 kemarin. Dan baru kelas 10 ini aku bisa mengambil waktu kosong meski harus meminta ijin susah payah pada Umma.”

Sungmin mengangguk. “Aku sudah mempersiapkan formulir pendaftarannya. Untuk permintaan ijin dengan eomma-mu, aku akan membantu. Bagaimana?”

“Wah… gomawo Sunbaenim.” Key bertepuk senang.

“Ah… iya. Aku juga ingin memintamu untuk mengisi salah satu kolom yang dikhususkan untuk akan kelas 10. Yah tentang pengalamanmu selama menjadi kelas 9 sampai kelas 10 sekarang.”

“Gomawo, sunbaenim. Aku akan berusaha yang sebaik mungkin.”

“Nde… kita akan bekerja keras bersama.”

“Eh, bagaimana jika judulnya dream, friendship of you, me and our remeberance. Menurutmu bagaimana Sunbaenim?”

Sungmin tersenyum senang. “Bagus sekali, judul itu juga bagus. Kau benar-benar berpikir sangat cepat.”

Ah… dan seluruh dunia seperti hilang di pikiran Key.

Dari kejauhan, dia melihat stand drama yang sedang melakukan games. Dimana satu lembar koran akan diperebutkan oleh banyak siswa.

Bukan games-nya yang dilihat Key, tapi 2 orang namja yang tengah berpelukan erat karena memperebutkan tempat di koran itu. Key tersenyum melihat mereka. Ia belum yakin siapa kedua namja itu, tapi pemandangan yang ia lihat benar-benar menarik. Ia tersenyum. Hatinya terasa sangat hangat, hanya dengan melihat kedua namja itu.

“Key!”

Sungmin berteriak keras. Ia kemudian menepuk bahu Key karena namja cantik itu tiba-tiba saja hilang dalam pikirannya sekali lagi.

“Nde… sunbae. Maaf, aku…”

“Heum… sudahlah. Nah, sekarang kau duduk dulu. Aku akan memulai games untuk menarik lebih banyak lagi siswa untuk bergabung dengan grup jurnalis.”

“Nde…”

Key melangkah mengikuti Sungmin, tapi dia masih sempat saja melihat pasangan namja yang menurutnya sangat romantis itu. “Heum…” Key tersenyum, manis.

.

“Okay! Nah, sekarang kita akan memulai gamesnya.” Sungmin tersenyum melihat semakin banyak siswa yang berkumpul didepannya. ” Nah, pertanyaannya… Apa yang menjadi panduan kalian didalam hidup kalian? Yang menginspirasi kalian dan selalu menjadi panutan kalian.”

“Akan ada souvenir istimewa yang akan diberikan kepada yang menjawab. Nah… apa ada yang sudah memiliki jawabannya? Ayo silahkan maju.”

Sungmin melihat satu per satu dari semua siswa yang ada dihadapannya. Mereka mulai saling berbisik untuk mendiskusikan kira-kira jawaban apa yang paling tepat. “Ayo, siapa yang sudah memiliki jawabannya?”

“Aku… ” seorang namja menyerobot masuk dari belakang kerumunan siswa hingga ia bisa maju ke depan dan kemudian ia memamerkan smirk andalannya. “Aku akan menjawabnya.”

Seketika saja Sungmin merasa malas saat melihat wajah Kyuhyun. Belum hilang dalam ingatannya, kelakuan Kyuhyun yang akhir-akhir ini semakin membuatnya kesal. “Ya, silahkan.” Sungmin memberikan mic-nya kepada Kyuhyun.

“Panutanku, yang selalu menjadi inspirasiku, adalah seseorang yang mengerti aku dengan sangat baik.” Kyuhyun menatap ke kedua mata Sungmin. Sebenarnya Sungmin sangat kesal dengan tingkah Kyuhyun. Kemarahannya belum habis.

Bukannya merasa besar kepala atau apa tapi Sungmin sangat yakin jika Kyuhyun sedang mengatakan itu padanya, mengatakan tentangnya atau jelasnya namja playboy menyebalkan itu tengah merayunya. Huh… bahkan Sungmin sempat tak percaya dengan apa yang ia pikirkan. There’s big no! Kyuhyun never gone be a GAY! Big No!

“Lalu, apa yang menjadi inspirasi atau panutan dalam hidupmu.”

Kyuhyun menyodorkan mic pada Sungmin. Sungmin hanya menghela nafasnya. Ia tak yakin apa maksud Kyuhyun. Tapi kedua mata Kyuhyun benar-benar tajam menatapnya.

Sungmin meraih mic dari Kyuhyun. Ia mengalihkan pandangannya dari Kyuhyun dan memulai berbicara dengan kepercayaan diri dan keyakinannya, menatap ke seluruh siswa yang ada dihadapannya.

“Aku menjadikan kesadaran sebagai panutan dan inspirasi dalam hidupku. Dengan kesadaran, kita akan bisa menemukan kebaikan dalam setiap hal yang kita lakukan. Dan semua yang kita lakukan tentunya dengan pemikiran yang baik dan akhirnya akan menjadi hal yang baik juga.”

Semua anak tersenyum dan kemudian bertepuk tangan mendengarkan jawaban Sungmin. Sungmin tersenyum pada seluruh siswa yang ada dihadapannya. Dan sedikit menggerakkan ekor matanya, ia menemukan Kyuhyun.

Dan sepertinya Kyuhyun tahu jika Sungmin tengah mencuri pandang melihatnya.

Gerakan tangan Kyuhyun sangat cepat, ia menangkap pergelangan tangan Sungmin dan kemudian menarik namja itu. “My guidance of life… is you,” Kyuhyun berbisik tepat ditelinga Sungmin dan kemudian tanpa rasa malu ataupun canggung dia mengusap pipi Sungmin dengan tangannya yang lain. “Neomu… yeppeo…”

Sungmin mau tak mau bersemu merah, bukan karena malu tapi karena dia merasa marah. Ia mendorong tubuh Kyuhyun untuk menjauh. “Sana pergi, kau tak diterima di clubku.” Sungmin mendorong jauh tubuh Kyuhyu. Tapi sepertinya Kyuhyun belum kehabisan akal. Dia kembali merah tangan Sungmin dan bahkan mencengkeramnya erat. Ia tak main-main dengan Sungmin sepertinya, terbukti… ia sama sekali tak membiarkan Sungmin melepaskan cengkraman Kyuhyun. Kyuhyun menatap tajam pada Sungmin.

Sungmin terus berusaha melepaskan tangannya, tapi ia tetap saja kalah. Sungmin sedikit shock saat Kyuhyun kembali meraih tangannya dan kemudian mencium punggung tangannya. “Aku bukan mau masuk di klub-mu… cantik. Aku mau masuk kedalam hatimu.”

“YAHH!”

“Awww…!”

Kyuhyun mengaduh sakit saat kakinya diinjak dengan penuh semangat oleh Sungmin.

“Kau selalu menginjak kakiku sayang…” Dan akhirnya Kyuhyun berlalu, setelah melayangkan fly kiss pada Sungmin tentunya.

Sungmin hanya bisa menatap canggung pada semua siswa yang sepertinya malah menikmati tontonan gratis khas drama korea yang diperankan kedua sunbae mereka. Sungmin bersemu malu. Ugh… dia sangat membenci ini.

“Ah… maaf untuk kejadian yang tadi. Mianhe…”

.

.

.

.

Waktu istirahat baru saja tiba, kebanyakan dari siswa sudah pecah dan memenuhi setiap sudut cafetaria. Sekedar makan atau hanya berkumpul dan bergosip.

Yunho duduk sendirian di sudut tepat di bawah papan mading. Ia kehilangan sahabatnya yang entah kemana. “Katanya mengantri makan, tapi lama sekali.” Yunho melihat kesekitar, dan sama sekali tak terlihat batang hidung namja yang sudah hampir 10 menit menghilang dari hadapannya.

“Yunho oppa!” Yunho melihat ke sumber suara. Ia tersenyum kecil saat melihat seorang yeoja yang ia yakin yeoja itu mungkin tetangga atau adik kelas atau entah siapa. Pokoknya, dia tahu dan kenal wajah yeoja itu.

“Nde.” Yunho melihat yeoja yang datang mendekatinya. “Wae?”

“Aku membuatkan coklat cookies, semoga Yunho oppa menyukainya.” Yeoja itu memberikan cookiesnya dengan malu-malu dan kemudan segera pergi jauh dari hadapan Yunho dengan wajah tersenyum dan sangat bersemangat.

“Ah… dia lagi.” Jaejong datang menghampiri Yunho. Ia membawa satu kotak makanan.

“Ya.” Yunho mengangguk. “Aku seperti mengenalnya, tapi aku lupa. Hei… lihatlah.” Yunho membalik kotak coklat itu. “Wah… katanya membuat sendiri tapi ada harganya.”

Mereka berdua tertawa terbahak. Kemudian mata Yunho melihat ke kotak yang dibawa Jae.”Apa itu?”

“Ah… ini.” Jaejong membuka kotaknya. “Aku juga dapat dari seorang sunbae tadi.

“Ugh… pantas saja lama.” Yunho langsung merebut kotak makan siang di tangan Jae dan melupakan coklatnya. Tapi, sepertinya tangan Jae lebih cepat, ia kembali merebut kotak makan siang itu dan menatap menunya.

“Wah… sepertinya enak.” Jae tersenyum. Ia kemudian meraih sumpit dan segera memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Ia mengabaikan Yunho yang sepertinya benar-benar ingin memakan apa yang dimakan Jae.

Yunho meneguk liurnya yang terasa pahit. “Dasar pelit.” Yunho mengambil botol mineral dan langsung meminumnya.

“Uhhukkk…”

“Wae Jae?”

“Pedas! Ahhh… air!”

“Tidak bisa!”

“Yak! Yunnie, airnya!”

“Nih…” Yunho memberikan dengan sangat terpaksa. “Makanya, jadi orang jangan pelit.”

Key…

Namja itu tiba-tiba datang seperti hantu, ia mendekati Yunho dan Jaejong. Ia tersenyum manis, mencoba memberikan senyum paling manis agar kedua sunbae itu mau memberikan apa yang ia inginkan.

“Annyeong Sunbae!”

“Ah… annyeong.”

“Boleh minta foto?”

“Ah… tentu saja.” Yunho segera hendak mengambil ponsel Key tapi Key mengehntikannya.

“Bukan fotoku dengan Sunbae, tapi foto sunbae berdua.” Key berbicara dengan nada lirih dan sangat canggung. Ia takut kedua sunbaenya tidak mau.

Yunho kemudian mengangguk dan segera meraih bahu Jaejong. Key semakin merasa senang saat melihat kedekatan kedua namja itu. Semuanya sangat sempurna.

.

.

.

Eunhyuk berjalan menuju kantin. Ia sempat bertemu teman-temannya, tapi sama sekali tak tertarik untuk kekantin bersama para namja penggosip. Ia mengambil nasi sayur. Sempat berfikir untuk makan dikantin.

Eunhyuk berjalan dan kemudian melihat beberapa sudut. Semua kursi sudah penuh dengan siswa.

“Hei!”

“Ah… Sunbae.”

Eunhyuk tersenyum pada seorang sunbae. Ia mengenal mereka karena Donghae berteman baik dengan kedua sunbae itu.

“Ayo duduk bersama dengan kami.”

“Ahniya, gomawo.” Eunhyuk segera pergi dari hadapan kedua namja itu. Ia merasa lebih baik makan bersama donghae.

“Hei Yesung-ah, bukankah dia teman Hae?”

“Nde.”

“Kau kenal dia.”

“Jangan mengganggunya, Kyu. Dia sepertinya lebih cocok dengan Hae, meskipun aku akui dia cukup manis.”

“Ish… aku kan hanya tanya.”

“Hehehe…” Yesung tertawa. “Baik… namanya Hyukkie. Aku dengar Hae memanggilnya Hyukkie.”

“Lucu sekali.”

.

.

“Hae!”

Eunhyuk memasuki kelasnya. Ia memberikan sebungkus sandwich pada Donghae.

“Untukku?”

“Nde, makanlah.” Eunhyuk kemudian duduk dihadapan Hae. “Bagaimana dengan lagunya? Apakah sudah jadi?”

“Eum… sedikit lagi.” Hae melepaskan earphone-nya. “Aku sangat senang jika bisa bergabung dengan band Spaceband.”

Eunhyuk tertawa kecil. “Nama band sekolah kita sangat lucu, seperti nama alien. Kurasa kau memang cocok bergabung dengan mereka. kau masih percaya alien.”

“Apa maksudmu?” Hae menggerutu kesal. Mereka kemudian terus bercanda dan saling menghina. “Ah… aku tak sabar untuk bergabung dengan band itu. Eh… apa aku sudah mengatakan judul lagu cipataanku?”

Hyukkie menggeleng. “Memang apa?”

“Masih rahasia. Lagu ini akan booming dan sangat keren. Kau pasti menyukainya.”

“Mungkin, lihat saja nanti.”

.

.

.

“Ah… formulirnya hampir habis sunbae.” Key mengeluh. Ternyata baru 20 menit saja sudah banyak siswa yang mendaftar.

“Baiklah, ayo kita ambil dikelas. Aku rasa aku masih punya banyak copy-annya.”

Sungmin segera memimpin didepan. Mereka bersama menuju kelas Sungmin.

.

Sementara itu dikelas Sungmin…

“Ish… sebenarnya kau punya tidak!”

“Aku punya. Hanya saja aku lupa menaruhnya.”

“Bilang saja kau tak punya.”

Seorang namja cantik tiba-tiba saja keluar dari bawah meja. Disusul oleh namja lainnya. Keadaan mereka sangat berantakkan. Kancing seragam terbuka dan bahkan Heechul tak memakai kaos dalam atau apapun itu namanya. Seragamnya terbuka menunjukkan kesempurnaan kulitnya.

Heechul berulang kali mendorong namja yang masih mencoba untuk menciumi lehernya.

“YA! Aku tak mau jika harus dimasuki olehmu tanpa pengaman. Sangat jorok, kau tahu!”

Brakk!

Heechul terkejut. Bukan karena suara pintu yang ia buka dengan cepat dan kasar, tapi karena ia melihat Sungmin tepat berada didepan pintu. Heechul seperti ingin menjelaskan pada Sungmin, tapi Sungmin segera berlalu pergi dan melupakan niatnya kedalam kelasnya.

“Jangan beritahu pada siapapun, Key…”

Key mengangguk patuh. Ia tahu apa sebenarnya yang dilakukan oleh kedua sunbaenya itu. Dan Key juga sangat yakin, wajah Sungmin benar-benar terlihat marah dan sangat kecewa.

.

.

.

.

TBC

.

ELF AND KYUMIN SHIPPER…

KEEP CALM AND STAY SHIP KYUMIN

STAY AS AN ELF FOREVER

.

Thanks buat yang selalu rajin review, #tebar kisseu

Gomawo!

.

HORMONES|The Confusing Teens – Prolog |KyuMin Vers

Author : rainy hearT

Length : Series (?)

Rated : T

Cast :

Cast :

-Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

– EunHae

-BaDeul

-HanChul x SiChul

-YeWook

-YunJae

-OnKey

-2Min

Pairing : || KYUMIN |

Disclaimer : Semua cast belongs to God and themselves. Dan seperti biasanya, jika saya bisa saya sudah meng-Klaim seorang Lee Sungmin menjadi milik saya.#Mimmpi….#

Genre : ||Drama || Romance|| Angst | Fluff

Warning : || BL/ YAOI || Gaje || typo’s || EYD tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia||

Sumarry : I just pick some scene’s from mini series from Thai, named Hormones. It’s just get inspired by the tittle, but actually the story inside was so different, not same as the series. If you like Thai series, better chek it out. The mini series was so damn fucking good. Trust me.

.

 

Another PRESENT From Me

.

~The Confusing Teens~

.

 

Just KYUMIN

 

Please be Patient With me. Don’t Like Don’t Read. No copas No bash.

 

.

 

HAPPY READING

.

.

 

Prolog

 

 

.

 

.

 

Seoul International school

.

 

.

 

 

 

“Untuk memulai tahun ajaran baru, mari kita sambut wakil dari siswa kita. Siswa yang terbaik dan siswa kebanggaan kita semua, Lee Sungmin!”

Dan saat seonsaengnim memanggil namanya, dia berjalan dengan sangat cantik. Namja yang memang sungguh manis dan sangat lembut. Sambil mengembangkan senyumannya disetiap langkahnya. Semua siswa pun tahu jika dia memang sangat bercahaya.

Seorang guru bahkan menyambutnya dengan pelukan hangat sebelum membiarkan Sungmin sampai di podium dan menyampaikan pidatonya. Senyumnya, suara lembutnya, wajahnya, gerakan bibirnya dan bahkan helaian rambut hitamnya yang terurai oleh angin sepoi yang lembut mengusap setiap helaian rambut Sungmin, semuanya terlihat sangat menakjubkan dan sempurna.

Dia bahkan bisa membangkitkan semangat semua siswa yang sebelumnya sudah mengantuk dan hampir mati bosan karena ceramah dari kepala sekolah yang sudah berjam-jam.

Sungmin menyudahi salam pembukaannya untuk tahun kedua disekolahnya itu. Ia tersenyum keseluruh saat melihat mereka memberikan senyuman dan tepuk tangan yang sangat meriah atas sambutannya.

Dia membungkuk hormat pada semua seonsaengnim sebelum meninggalkan podium. Beberapa anak bahkan sempat berbisik baik sebelum dilalui Sungmin, saat dilalui dan bahkan setelah dilalui. Semua siswa tahu, jika namja manis ini juga memiliki wangi khas yang sangat manis, ditambah dengan wajah manis dan juga ah…. he’s just so abso-fucking-lately adorable and cute.

Setelah dibubarkan oleh Jung Soo Seonsaengnim, semua siswa kembali ke kelas yang sudah ditentukan pada saat pembagian tadi. Dan berada di kelas ‘S’ adalah hal yang sangat menakjubkan. Kelas yang penuh dengan namja bekemampuan lebih, selain juga wajah yang tampan dan juga otak yang encer. Kelas super “S.”

Saat itu, Sungmin tengah bercanda dengan teman sebangkunya, sebelum akhirnya ia menabrak seorang namja yang sedikit terburu-buru berjalan menuju kearah pintu masuk kelas yang ada dibelakangnya. Sungmin membungkuk sopan dan meminta maaf.

Semua siswa melihat mereka berdua. Heuh… bahkan beberapa anak yang tengah mengumpul disudut kelas dan sudut lorong sekolah tengah sibuk membicarakan bagaimana pantasnya seorang namja bintang sekolah yang bersinar sangat cantik, bersanding dengan seorang pangeran sekolah yang benar-benar sangat tampan.

“Ah… mianhe, aku tak melihatmu.”  Sungmin berucap sopan sambil memunguti buku yang dibawa namja yang ditabraknya tadi.

“Gwenchanayo…”

Senyuman namja itu bahkan tak terlihat secuil-pun, ditambah dengan nada bicaranya yang sangat dingin. Tapi beberapa fans dari keduanya tengah sibuk melamunkan satu scene dimana kedua namja itu tengah jatuh cinta pada pandangan pertama, saling melempar senyum dan bahkan mungkin berciuman dan melupakan segalanya.

Lupakan.

“Ish…. Kyuhyun sunbae tidak asik.” Key mencibir pelan. Baginya melihat namja dingin itu mengacuhkan Sungmin adalah salah satu hal yang paling menyakitkannya. Dalam pikirannya, dia sudah berfanboy ria  dan menciptakan KyuMin couple. “Ish… lebih baik Sungmin sunbae denganku saja.”

“Hu!!! Enak saja!” Jonghyun seenaknya menoyor dahi Key. Dan selanjutnya, terjadilah pertengkaran kecil diantara mereka berdua. Sementara Henry hanya bisa diam melihat tingkah kedua chingunya.

.

.

.

“Hari ini kita akan mempelajari sastra Inggris. Silahkan buka halaman 7.”

Sungmin tersenyum saat melihat seonsaengnim kesayangannya. Jung Soo adalah seorang guru bahasa Inggris yang sangat baik dan ramah. Ditambah juga wajahnya yang terkadang terlihat cantik dengan kedua lesung pipi, atau malah terlihat tampan dengan wajah tegas dan juga nada bicaranya saat tengah serius.

Sungmin tersenyum saat mendengar pujian dari Jung Soo-nim. Ia selalu bisa membaca Bahasa Inggris dengan sangat baik dan juga jelas, terlebih suara Sungmin yang sangat lembut.

Kelas dibubarkan setelah 2 jam pelajaran. Meski Jung Soo sudah keluar dari kelas, tapi beberapa siswa masih sibuk berbicara kesana kemari didalam kelas. Beberapa siswa sudah mulai pergi keluar, dan tepat di pintu, saat Kyuhyun akan keluar dari kelasnya dia kembali berpapasan dengan Sungmin. Sungmin memilih mundur dan mempersilahkan Kyuhyun maju dan keluar terlebih dahulu, diikuti Yesung dan baru setelah itu, Sungmin dan Ryeowook berjalan dibelakang Kyuhyun.

Tapi, belum juga berjalan jauh dari pintu, Kyuhyun harus berhenti karena seorang hobae tengah menyodorkan sebuah amplop kuning bergambar banana yang mungkin saja berisikan surat cinta.

Kyuhyun hanya tersenyum dingin dan melalui hobae itu dengan seenaknya tanpa memikirkan bagaimana perasaan hobae-nya. Sungmin bisa melihatnya, hobae itu hampir menangis. Dari seragamnya saja, Sungmin sudah tahu jika hobae itu baru tingkat 3 di junior high.

“Keterlaluan sekali.”

Sungmin hampir tak pernah membenci orang, tapi Kyuhyun mungkin pengecualian. Namja dingin itu memang namja baru, siswa baru yang benar-benar menyebalkan.

Sungmin menghampiri hobae itu dan memeluknya.

Meski tujuan Sungmin adalah menenangkan hobae itu, tapi akhirnya malah hobae itu tersenyum senang, melebihi apa yang diharapkan Sungmin. Hobae itu terlihat sangat senang dan bahkan hampir terdengar suara tawanya.

“Kupikir kau sakit hati, tapi kenapa tertawa?”

“Aku senang, sunbae memelukku. Gamsahamnida.”

“Cheonmaneyo…”

Sungmin mengusap punggung namja itu. “Siapa namamu?”

“Taemin, Lee Taemin.”

“Aku Sung__”

“Sunbae Lee Sungmin.” Taemin melepaskan pelukan Sungmin dengan cepat dan kemudian tersenyum saat melihat wajah Sungmin. “Aku juga menyukai Sunbae, mari berteman…”

“Nde, tentu.”

.

.

.

Meski satu kelas dengan Kyuhyun, jujur saja… Sungmin sangat membenci namja itu. Pagi ini saja, Kyuhyun baru membuat sensasi yang lainnya lagi, tentu saja setelah kejadian penolakannya pada Taemin yang ternyata adalah hobae mereka yang bahkan sudah populer dan dikenal oleh sunbae Sungmin sendiri.

Kyuhyun kembali menolak yeoja yang menyatakan perasaannya padanya pagi itu. Siapa yang tak kasihan jika melihat yeoja yang di tolak oleh Kyuhyun kini malah jadi sasaran pelampiasan kekesalan seorang sunbae yang mengaku sebagai kekasih Kyuhyun.

Sungmin sangat geram. Berulang kali dia melihat ke bangku belakang dan menatap tajam pada Kyuhyun. Namja itu seperti tanpa dosa dan terus bercanda dengan Yesung. Sungmin tak bisa melakukan apapun, tak ingin melakukan apapun pada akhirnya.

Ia merasa ini bukan haknya untuk ikut campur.

“Sungmin hyung…”

“Nde, Wookie-ah.”

Sungmin menyahut malas sambil terus membuka-buka buku pelajarannya sebelum seonsaengnim datang.

“Jangan melihat Kyuhyun seperti itu, Hyung. Kau seperti ingin memakannya.”

“Heuh… aku hanya kesal saja. Dia keterlaluan.”

.

.

.

Dan entah sejak kapan, Sungmin sangat tertarik dengan semua tingkah Kyuhyun. Pagi ini adalah upacara di minggu kedua. Seperti biasanya, Sungmin akan memberikan sambutan tambahan untuk menyemangati semua siswa di sekolah itu.

Tapi, hari ini ada yang berbeda.

Cho Kyuhyun tak memakai seragam sekolahnya.

Sungmin hanya bisa menggeleng dan terus menatap Kyuhyun. Setelah menyudahi pidatonya, Sungmin kembali kebarisan. Kang In seonsaengnim langsung naik ke podium sambil membawa satu stik panjang yang terbuat dari bambu. Ia memukulkan bambu itu sedikit keras ke badan podium.

“Yah!!!! Kau Cho Kyuhyun-ssi, apa maksudmu memakai baju seperti itu? Kau pikir ini negara Amerika kebanggaanmu?”

Kyuhyun hanya memamerkan smirk andalannya, dan mengacuhkan pertanyaan Kang In Seonsaengnim. Dia malah putar balik dan meninggalkan barisan.

“Yah!!! Apa kau tak mendengarkan aku?!”

Anggap saja teriakan Kang In adalah angin lalu, yang mungkin didengar tapi tak berpengaruh apapun pada Kyuhyun.  Sungmin sudah mulai geram dan bahkan sangat geram. Tapi dia sama sekali tak bisa bergerak dari posisinya.

.

.

.

“YAH!!! Cho Kyuhyun-ssi!!!”

Sungmin berteriak sangat keras dengan suara yang benar-benar melengking hingga beberapa siswa di sekitar kelasnya berhenti dan malah memperhatikan Sungmin yang tengah mencoba mengajak Kyuhyun untuk berbicara.

Biar bagaimanapun ini tugas Sungmin, seorang ketua Dewan Kedisiplinan.

Kyuhyun berhenti dan menoleh malas pada Sungmin.

“Kau pikir ini di Amerika?”

“….”

“YAH!!!”

Kyuhyun merapatkan punggungnya ke salah satu dinding kelas dan bersandar disana. Ia bergaya sangat cool dan hampir menarik semua perhatian siswa. Bahkan ada yang sampai merekam tingkah cool  (?) Kyuhyun dan malah sibuk berfanboy-fangirl ria.

“Ck… kau seperti ibuku. Jangan mengaturku.”

“Kau pikir ini sekolahmu di Amerika? Kau bisa berpakaian seperti itu. Dimana seragammu Cho Kyuhyun-ssi? Bukankah kau membaca peraturan sekolah.”

Kyuhyun hampir tak mendengarkan Sungmin. Ia sibuk dengan pemikirannya sendiri. Siapa yang bisa menahan diri dari pesona seorang namja manis yang malah terlihat semakin cantik saat marah?

Kyuhyun mendekat pada Sungmin dan masih setia memamerkan smirk andalannya. Ia menatap tepat di kedua mata Sungmin. Mereka saling diam, untuk beberapa menit.

Dan memang sengaja, Kyuhyun kemudian meniup kedua mata Sungmin yang masih terus saja menatap tajam padanya, meski itu artinya Sungmin harus sedikit mengangkat wajahnya dan sangat terpaksa juga, Sungmin mengedipkan kedua matanya karena angin dari bibir Kyuhyun yang mengganggu kedua matanya.

.

Chu~

.

Ciuman yang sangat singkat. Hanya menempel.

“YA!!!!”

“Kya!!!!”

Namja dan yeoja, seluruh siswa disana berteriak keras melihat adegan itu.

Sungmin membatu.

‘Bagaimana bisa…. dia menciumku seperti itu?’

.

“Cho Kyuhyun!!!! Awas kau!!!”

.

 

.

 

.

 

TBC

.

.

.

Thanks buat yang selalu rajin review, #tebar kisseu

Gomawo!!!!

.

All About You | KyuMin | Yaoi (trilogi) | A

 

.

 

 

rainy hearT

 

.

 

 

~Proudly present~

 

 

 

.

 

 

 

.

 

 

 

ALL ABOUT U

 

.

 

 

 

.

 

 

 

.

 

 

 

Cast :  – Cho Kyuhyun

 

          Lee Sungmin

 

          -Choi Minho (Shinee)

 

          Others Super Junior members

 

 

Pairing: KyuMin

 

 

Genre : Drama, romance, angst, etc

 

 

Length : ?

 

 

Rated : T

 

 

Disclaimer : KyuMin saling memiliki, Kyu Milik Sungmin, dan Sungmin milik Kyu _bersama dengan saya_  >^<

 

 

 

Warning : YAOI / BL, GaJe, Typo(s), etc

 

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

Don’t Like Don’t Read

 

 

No Copas No Bash No Flame

 

 

.

 

 

.

 

 

.

 

“Aku pikir ini waktu yang tepat.”

 

 

“Maksud hyung?”

 

 

Sungmin melakukan usaha terbaiknya dan mencoba tersenyum. Meski semuanya percuma saja karena Ryeowook tetap bisa tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi padanya. Tinggal dalam satu ruangan apartemen yang memungkinkan mereka berbagi segalanya.

 

 

Tak ada yang bisa disembunyikan oleh Sungmin.

 

 

“Sudah beberapa tahun dan tak ada perubahan apapun. Aku merasa semuanya percuma.”

 

 

Sungmin merasakan tepukan dan usapan lembut di bahunya. Ia menoleh melihat wajah sedih Ryewook. “Yah, mungkin sudah saatnya kau merubah semuanya Hyung. Selama ini, kau hanya terlalu sibuk dengannya dan sampai tak mempedulikan orang lain yang mungkin saja malah sanggup memberikan perhatian lebih.”

 

 

“Kau bisa saja.”

 

 

Dan kemudian hanya hening. Ryewook memeluk erat tubuh Sungmin. Hyung yang sangat ia sayangi ini sepertinya semakin kurus. Heum… ia tak mau merasakan cinta jika sakitnya akan membuatmu semakin kurus. Ryewook tertawa kecil mengingat pemikiran bodohnya barusan.

 

 

Sepertinya, ia terlalu dalam memikirkan semua masalah yang dihadapi Sungmin.

 

 

‘Cinta tak harus memiliki.’

 

 

Jika mendengar kata-kata itu, rasanya hampa dan tak berguna. Tetap saja, kita egois dan harus memiliki. Rasa sakit hati, lebih bertahan lama dan terus saja melukai tubuh kita meski lukanya tak terlihat sama sekali. Jika bahkan memiliki cinta pun, entahlah harus bersikap seperti apa.

 

 

Mungkin pemikiran Ryewook memang ada benarnya. Sungmin hanya ingin merasakan perasaan dicintai. Hanya cukup dia dicintai oleh orang yang baru dan dia akan melupakan perasaan mencintainya yang sudah cukup lama menyatu dengan Sungmin.

 

 

Ryewook melihat wajah sendu Sungmin yang tengah tertidur. Namja itu selalu lelah dan tertidur dengan cepat setelah melampiaskan semua perasaannya. Meski hanya diam dan berusaha menahan air mata yang tak mungkin untuk tak keluar, ia tetap merasa lelah.

 

 

Ryewook merapihkan makan malam yang telah ia siapkan untuk Sungmin. Ia bergegas meraih mantel dan tas ranselnya. Sudah waktunya untuk bekerja. Ryewook berjalan pelan hingga akhirnya dia sampai di platform untuk menunggu kereta yang akan ia naiki.

 

 

Dari wangi yang berada disekitarnya, Ryewook bisa merasakan jika ini wangi namja itu. Ia benci karena ia juga ikut merasakan sakit hati yang Sungmin rasakan. Ia benci saat melihat wajah angkuh yang seakan buta dan tak melihatnya, padahal mereka berdiri tepat bersisian.

 

 

Ryewook memilih menjauh, dan ia tersenyum lega saat menemukan seseorang yang tengah sibuk mengacak-acak tas ranselnya.

 

 

“Hyung…”

 

 

“Oh, Wookie baby…”

 

 

“Nde.” Ryewook meraih lengan namja itu dan bergelayut manja padanya. “Sungmin hyung tak berangkat malam ini. Kurasa, kita harus mencarikan perkerjaan lain untuknya. Menjadi penyanyi dicafe itu akan semakin menyakitinya.”

 

 

Ryewook mengangkat wajahnya dan menatap namja kesayangannya. Ia mencuri ciuman kecil di hidung namja itu. “Bisa bantu aku, Hyung.”

 

 

Heuh…. namja tampan itu tengah sibuk dengan pemikirannya lagi. “Yesung hyung…” Ryewook merengek manja.

 

 

“Aku sedang memikirkan kemana sebaiknya kita membuang Sungmin.”

 

 

Ryewook hanya berpout-ing ria saat mendengar kata-kata menyebalkan dari Yesung.

 

 

“Ish… bukan membuang. Hanya menjauhkan dia dari Kyuhyun. Aku tak mau terus-terusan melihat wajah sedih Sungmin Hyung. Cukup sudah untuk 3 tahun terakhir ini. Kurasa dia harus mencari seseorang yang bisa mencintainya dan mungkin Sungmin hyung akan belajar mencintai namja itu.”

 

 

“Bagaimana jika Sungmin memilih mengalihkan perhatiannya pada Yeoja?”

 

 

Sahutan pelan nan lirih itu benar-benar membuat Ryewook gemas. Dia mencubit pinggang Yesung dan kemudian segera berlari kedalam kereta yang kebetulan sudah berhenti tepat dibelakangnya. Ia membiarkan Yesung meringis kesakitan.

 

 

Mereka menghilang tepat setelah kereta itu pergi. Tak ada yang tersisa disana. Termasuk Kyuhyun, yang sedari tadi berdiri diam dan menggenggam kedua tangannya. Ia pun hilang bersama perginya kereta itu.

 

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

Ryewook sibuk membolak-balikkan tumpukkan kertas yang sangat membosankan baginya. Mengerjakan tugas sekolahnya di cafe dimana ia bekerja sepertinya percuma. Mengerjakan di rumah pun tak mungkin. Ia selalu teralih perhatian pada Sungmin.

 

 

Di cafe, dia pun tak bisa menghentikan rasa bencinya saat melihat seorang namja yang terlihat tampan dengan pakaian casualnya. Menekan tuts piano dan sesekali melayangkan senyumannya saat ia terhanyut oleh nada yang ia mainkan sendiri.

 

 

Tanpa sadar Ryewook menekan keras pensilnya hingga ujungnya patah.

 

 

“Sudahlah. Mau kau lihat sampai kedua bola matamu keluar-pun, dia akan tetap seperti itu. Sangat mengherankan,  Sungmin bisa menyukai namja yang bahkan tak bisa berbicara dengan baik dan benar seperti dia.”

 

 

Ryewook menghela nafasnya. Cafe sangat tenang sore itu hingga Yesung tak sibuk dan bisa mengganggunya. Yeah, mengganggu fantasinya dimana hanya tempat itu yang bisa menjadikan keinginannya nyata. Ia bisa mencabik-cabik Kyuhyun seenaknya.

 

 

“Hyung….”

 

 

Ryewook ikut menoleh saat mendengar suara orang yang ia yakini, adalah target selanjutnya dari semua rencana yang ia susun baik-baik.

 

 

“Ah…Minho-ah. Aigo!!! Kau semakin tampan saja.”

 

 

Minho hanya bisa tersipu malu. Dia masih seperi anak-anak, yang terkadang memang sangat menggemaskan. Meski pada kenyataannya, dialah pemilik cafe itu tapi dia tak pernah membandingkan apapun tentang perbedaan kekayaan dan usianya.

 

 

“Aku tak melihat Sungmin hyung.” Minho berbicara pelan sambil melihat kesekeliling. “Dia tak berangkat?”

 

 

Ryewook menggeleng pelan. “Dia sedikit tak bersemangat malam ini. Eum, Minho-yah…”

 

 

“Heum…”

 

 

Ryewook menatap Minho. Kedua mata mereka bertemu dan sukses membuat Minho salah tingkah, terlebih Ryewook bahkan tersenyum saat melihatnya. “Kau tahu, kau sangat tampan.”

 

 

“Hyung sangat berlebihan.”

 

 

“Kurasa, kau tak kalah tampan dari batu itu. Bagaimana jika kau menyatakan perasaanmu pada Sungmin hyung lagi.”

 

 

Minho terdiam. Raut wajahnya berubah. “Sungmin hyung…”

 

 

“Aku tahu, aku terlalu memaksakan kemauanku. Tapi aku mencintai Sungmin hyung. Melihatnya menangisi batu itu terus menerus membuatku bertambah kesal. Setidaknya jika denganmu, dia akan merasa lebih baik. Kurasa dia hanya butuh dicintai.”

 

 

Ryewook menatap kedalam kedua mata besar Minho. “Kau masih mencintainya bukan???”

 

 

Minho mengangguk pelan. “Tapi, Kyuhyun hyung…”

 

 

“Ish… dia bahkan bukan saudaramu. Aku benci kenapa kau mengalah pada hantu batu itu.”

 

 

“Tapi, dia anak appaku dan aku tak mau…”

 

 

“Sudahlah, kalau begitu.” Ryewook mengalihkan perhatiannya dari Minho dan kembali sibuk melihat tugasnya. “ Sebaiknya kau beralih saja jika sama sekali tak mau berusaha. Kau mengalah pada orang yang salah. Kyuhyun tak menyukai Sungmin. Aku tahu, dia hyungmu. Tapi kalian bahkan tak sedarah. Jika Ummamu tak menikah dengan si bodoh itu, aku sangat yakin jika Sungmin Hyung akan menyukaimu.”

 

 

Ryewook kembali menghentakkan genggaman tangannya ke meja. Dia sungguh gemas. “Kenapa kau masih sangat muda Minho-yah…Ish, aku benci Cho Kyuhyun.”

 

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

Ini adalah hari yang lainnya. Hari yang sama seperti hari sebelumnya. Sekolah musik sama sekali tak menarik lagi baginya.  Cafe tempatnya bernyanyi pun, sama sekali tak bisa menghiburnya. Dia sama sekali tak bisa mengalihkan pikirannya pada hal lain. Meski ia bisa mendengar suara Minho, tapi kedua matanya selalu bisa menemukan sosok yang tengah duduk diam sambil melempar jagung kearah merpati yang ada dihadapannya.

 

 

Bagi Sungmin, pemandangan dihadapannya sangat indah. He is kind of another angel. Kyuhyun terlihat sangat sempurna, terlalu bersinar.

 

 

“Aku tahu, aku tak bisa mengalihkanmu.”

 

 

Minho berucap pelan dan sambil menepuk bahu Sungmin. Sungmin mau tak mau harus merasakan perasaan bersalah. Ia juga terluka tengah membuat Minho berada dalam posisi yang mungkin malah paling sakit diantara mereka.

 

 

Sungmin menyentuh kedua sisi pipi Minho. “Kau terlalu baik, Minho.”

 

 

“Tapi tak cukup baik untukmu.”

 

 

Sungmin membeku. Sungmin tahu, jika Minho mencintainya. Entah berapa kali namja itu menyatakan perasaannya. Semua orang pun tahu jika Minho bahkan seribu kali lebih baik dari Kyuhyun. Tapi, kenapa…

 

 

“Mianhe, Minho.”

 

“Bukan salahmu jika sama sekali tak menyukaiku. Tapi, aku bisa mencintaimu. Kita bisa, setidaknya jika kau mau mencoba. Jebalyo…”

 

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

“Hyung, bagaimana kencanmu?’

 

 

Ryewook bertanya dengan semangat penuh. Ia sendiri yang mengatur kencan Sungmin dengan Minho hari ini. Suasana romantis, sore yang cerah bersama dengan angin yang sejuk. Ditambah ice cream dan juga merpati yang selalu beterbangan di tengah taman.

 

 

“Bukankah sangat romantis, seperti di Paris. Jadi, bagaimana dengan Minho? Apa kau sudah… eum setidaknya berciuman dengannya?”

 

 

Sungmin hanya diam. Ia sama sekali tak bisa mencerna apapun yang dikatakan Ryewook. Dalam pikirannya hanya ada Kyuhyun ia sama sekali tak mengerti, kenapa di semua tempat ia harus selalu bertemu Kyuhyun.

 

 

“Wookie-ah…”

 

 

“Heum…”

 

 

“Disana juga ada Kyuhyun.”

 

 

“Mwoya!!! Bagaimana bisa?!” Ryewook berteriak kesal. “Bagaimana dia bisa ada disana? Dari semua taman, bagaimana bisa dia ada disana!!? Dasar penguntit!” Ryewook kesal, dia terlihat benar-benar sangat kesal dan marah. Ia sudah susah payah membujuk Minho, agar menyatakan perasaannya lagi pada Sungmin.

 

 

Sudah susah payah membujuk Sungmin untuk kencan (?) dengan Minho, dan akhirnya semua berakhir seperti ini lagi.

 

 

“Kenapa Kyuhyun seperti penguntit? Bahkan dia berhenti bekerja di cafe tanpa pemberitahuan apapun dan berapa hari kemudian aku melihatnya berada di toko roti tepat di depan florist yang baru kita buka. Sangat keterlaluan! Aku akan memarahinya terang-terangan. Lihat saja!”

 

 

Ryewook segera beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Sungmin.

 

 

Sungmin memang merasa sangat aneh. Saat dimana ia mulai menjaga jarak dari Kyuhyun, adalah saat yang sangat berat. Karena memang aneh, dia masih bisa menemukan Kyuhyun dimanapun meski dia sudah berpindah tempat kerja, berhenti dari sekolah musik dan bahkan saat ia mengantar bunga kesalah satu pesta pernikahan. Dia bisa menemukan Kyuhyun berada disana, baik dijalan maupun tengah duduk atau sekedar memotret.

 

 

Dan dari pintu kaca toko bunganya, ia bahkan bisa melihat Kyuhyun tengah tersenyum ramah pada seorang Halmeoni dan menghidangkan satu potong cake dan juga coffe latte yang memang terkenal sangat enak saat Kyuhyun yang membuatnya.

 

 

Tak ada satupun celah untuk keburukan yang dimiliki Kyuhyun.

 

 

Apapun yang ada didalam tubuh Kyuhyun, semuanya sempurna.

 

 

“And I was so in love with him….”

 

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

Hari dimana Ryewook justru tidak berangkat untuk membantunya ditoko bunga adalah hari yang terberat bagi Sungmin. Pemilik cake shop, tempat dimana Kyuhyun bekerja memesan beberapa set bunga untuk menghias tokonya.

 

 

Sedikit berdebar. Sungmin tak pernah sedekat ini dengan Kyuhyun setelah beberapa bulan berlalu. Setelah ia memutuskan untuk berhenti menempel pada Kyuhyun dan memutuskan untuk merubah semua tingkah lakunya. Meski ia sendiri merasakan sesuatu yang asing, dia seperti bukan dirinya lagi.

 

 

“Ah… kau sudah datang. Kuharap kau tak sibuk, karena aku ingin kau mengatur semua bunga. Bisakah?”

 

 

Sungmin hanya mengangguk. Yeoja yang sudah berumur itu sangat manis. Seperti ummanya, dan Sungmin tak mungkin mengatakan tidak pada yeoja pemilik cake shop itu. Meski itu artinya dia akan berada disekeliling Kyuhyun. Namja itu tengah merapihkan meja yang baru saja ditinggalkan oleh sepasang kekasih.

 

 

Sungmin sesekali mencuri pandang untuk melihat Kyuhyun, dan semuanya masih sama dia masih saja berdebar dan bahkan sekarang terasa sedikit sakit. Sungmin tak mau lebih lama merasakan perasaan itu, dia bergegas merapihkan punga mawar putih di beberapa meja yang tersisa dan segera mengucapkan salam pada ahjumma pemilik cakeshop itu.

 

 

Sedikit berharap, Kyuhyun akan menyapanya. Tapi, sepertinya kenyataan tak berjalan seperti apa yang ia inginkan. Bahkan Kyuhyun tak melihatnya sekalipun.

 

 

‘He’s as cold as ice…’

 

 

.

 

 

.

 

 

“Hujan…”

 

 

Sungmin melihat kearah luar. Sore itu sangat sepi, karena hujan terus saja turun. Ia bahkan tak bisa pulang karena tak mungkin berjalan cukup jauh untuk sampai ke stasiun kereta di tengah hujan yang entah kapan akan berhenti.

 

 

Sungmin beranjak dari duduknya dan kemudian menutup jendela kaca tokonya. Mungkin ia akan menginap di toko saja. Setelah mengirim pesan pada Ryewook, ia membuat coklat panas dan kembali duduk diam. Ia menekan tombol play pada music player yang ada ditokonya dan ia mulai sedikit merasa tenang. Alunan piano yang terdengar pelan dan lembut cukup berhasil menghibur kesepiannya.

 

 

“Sangat tidak sopan kau selalu memainkannya.”

 

 

Sungmin hampir menjatuhkan gelas coklatnya saat ia mendengar suara bass yang benar-benar ia kenal. Meski hampir sangat jarang Kyuhyun berbicara padanya. Sungmin juga baru merasakan panas pada pahanya beberapa menit setelah ia sadar dari keterkejutannya.

 

 

“Apakah kau selalu seperti ini?”

 

 

Kyuhyun berucap pelan dan mendekati Sungmin. Sungmin tak bisa berkata apapun. Ia bahkan belum percaya pada penglihatannya, Kyuhyun berada dihadapannya, dan berbicara padanya.

 

 

“Aku tidak… aku tak sengaja menjatuhkan coklatnya. Uh… maaf. Tapi, kenapa kau ada disini?”

 

 

Kyuhyun hanya diam. Situasi seperti ini membuat Sungmin sedikit canggung. Meski sebelumnya dia selalu ceria didepan Kyuhyun, tapi entahlah. Sekarang ia merasa sangat takut dan canggung.

 

 

“Kenapa kau sangat senang bermain-main?”

 

 

“Hheuhhh…?”

 

 

Kyuhyun tak menyahut. Ia hanya memamerkan smirk yang entah sejak kapan tak ia keluarkan. Ia mendekati Sungmin dan memegang erat kedua sisi bahunya. “Bagaimana bisa kau selalu seperti ini padaku?”

 

 

“Aku tak melakukan apapun. Bukankah aku sudah menjauh? K-kau sepertinya tak…”

 

 

“Beraninya kau melakukan itu padaku?”

 

 

“Aku tak melakukan apapun, Kyu. Aku tak mengganggumu.”

 

 

Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada Sungmin. Kedua mata foxy itu terlihat sangat cantik, dan alunan piano yang mengiringi mereka sepertinya seakan mengerti suasana hati Kyuhyun.

 

 

“Siapa yang mengijinkanmu untuk menjauhiku?”

 

 

“Tapi, Kyu kau…”

 

 

Sungmin diam.

 

 

Dia tak akan bisa bicara saat bibirnya merasakan kelembutan bibir Kyuhyun. Sesuatu yang hangat dan sangat memaksa, yang sanggup melemahkan kedua kaki Sungmin. Bahkan tubuhnya bergetar hebat.

 

 

“Jangan melakukan apapun tanpa seizinku. Bukankah kau sendiri yang mengatakan jika kau milikku.”

 

 

“Kyu….”

 

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

“What!!!!” Ryewook berteriak histeris. “Beran-beraninya si evil batu menyebalkan itu mencuri ciuman dari bibir Sungmin hyung!” Ryewook menoleh tajam pada Yesung. Namja yang mungkin sama sekali tak bersalah dalam masalah ini.

 

 

“Ini karena kau, Hyung!!! Kau menahanku saat aku akan menjemput Sungmin hyung. Ish… kau sangat menyebalkan.”

 

 

“Kita sedang  di ronde 2 saat kau ingat Sungmin, bagaimana bisa aku membiarkanmu pergi saat aku sendiri membutuhkanmu.”

 

 

Ryewook ingin sekali memukuli namjanya yang selalu saja blak-blakan itu.

 

 

“Ish…Mianhe Sungmin hyung, aku tak bisa menjagamu. Aku berjanji, setelah ini aku akan selalu bersamamu. Mengantarmu dan mengikutimu kemanapun kau mau.”

 

 

“Yah!!! Aku namjachingumu. Jika kau terus menguntit Sungmin, kapan kau akan bermesraan denganku?”

 

 

“Ish… jangan kekanakkan hyung. Sungmin hyung lebih penting sekarang.” Ryewook bergegas merapihkan isi tas ranselnya dan kemudian bersiap. “Nah, sekarang kita berangkat ke florist. Ah… aku ingin mencium wangi bunga.”

 

 

Ryewook terhenti saat ia tak merasakan pergerakan Sungmin, padahal dia sudah menarik pergelangan tangan namja itu. “Wae Hyung??? Apakah ada yang terlupa?? Bukankah kau meninggalkan tasmu di toko.”

 

 

“Eum… Wookie-ah.”

 

 

“Heum?”

 

“Sebenarnya ranselku tak tertinggal di toko.”

 

 

“Eoh? Dimana hyung??? Jangan sampai hilang atau kita tak akan bisa mengantarkan bunga yang sudah di booking pembeli. Ish… aku tak punya salinan alamatnya hyung.”

 

 

“Wookie, tenanglah. Tasku tidak hilang.”

 

 

“Lalu?”

 

 

“Hanya tertinggal di suatu tempat.”

 

 

“Dimana?”

 

 

“Dirumah Kyuhyun.”

 

 

“Oh… ya sudah kita ambil saja.” Ryewook melenggang dengan santainya sambil menarik Sungmin untuk mengikutinya. Tapi selang beberapa detik, “What!!!!” Ryewook berbalik dengan sangat cepat dan menghadap tepat didepan wajah Sungmin. “Bagaimana bisa dirumah Kyuhyun!!!!”

 

 

“I-itu….”

 

 

“Sshhh…. baby Wookie-ah.” Yesung mencoba menghentikan tangan kurus  Wookie yang terus menggoncangkan tubuh Sungmin.

 

 

“Sudahlah. Lagian kemarin hujan deras, dan sangat pas untuk make out.”

 

 

“Yah!!!!” Ryewook berteriak kesal pada Yesung. “Ingatkan aku jika aku sedang marah denganmu Hyung.” Ryewook mendorong tubuh Yesung hingga namja itu menabrak pintu. Ryewook mengacuhkannya dan kembali sibuk pada Sungmin.

 

 

“Jangan katakan k-kalian make out.”

 

 

Meski dengan wajah memerah dan menunduk, tapi dengan jelas dia melihat Sungmin mengangguk.

 

 

“Yahhh!!! Bagaimana bisa? Ish… aku harus buat perhitungan dengan si evil batu jelek itu. Aku akan…”

 

 

“Akan apa?”

 

 

Ryewook menghentikan kata-katanya. Ia langsung memutar tubuhnya menghadap kepintu. Kemarahannya semakin menjadi saat melihat namja yang benar-benar ia benci tengah berdiri di pintu apartemennya.

 

“Aku akan membunuhmu evil batu jelek!!!”

 

 

“Coba saja kalau kau bisa.” Kyuhyun memamerkan smirknya. Dan tanpa basa-basi ia langsung menarik Sungmin kedalam pelukannya dan mencium lembut bibir namja itu tepat di depan wajah shock Ryewook.

 

 

“How dare you Cho Kyuhyun!!!! Dia hyungku!”

 

 

Kyuhyun memeluk erat pinggang Sungmin setelah ia menghentikan ciuman singkat mereka. ia menatap tajam pada Ryewook. “Kau tahu, aku tak  pernah berharap Sungmin berteman denganmu. Kau membuat semua usahaku sia-sia. Dan tingkahmu yang berani-beraninya menyuruh Minho  untuk terus menempel pada Sungmin benar-benar menggangguku. Jangan melakukan apapun pada Sungminku, atau aku akan melakukan hal yang lebih gila padamu.”

 

 

“Mwoya!!! Apa maksudmu evil Cho!!!!”

 

 

Sungmin menghela nafasnya. Ia mendorong Kyuhyun untuk keluar dari apartemennya. Dia merasa dia harus menjelaskan sesuatu terlebih dahulu pada Ryewook dan menyingkirkan kedua seme evil tak berguna itu diluar pintu.

 

 

“Katakan hyung!!! Bagaimana sebenarnya? Bagaiamana dia bisa melakukan hal itu dengan mudahnya dan bahkan setelah mengacuhkanmu selama beberapa tahun ini dan bagaimana bisa dia menciummu seperti itu? Bag….”

 

 

“Tenang Wookie-ah.”

 

 

“Bagaimana aku bisa tenang?”

 

 

“Dia hanya kesal dengan Minho.”

 

 

“Mwo!!!”

 

“Ya… hari dimana Minho mengatakan dia menyukaiku adalah hari dimana Kyuhyun akan menyatakan perasaannya padaku.”

 

 

“Mwoya!!!”

 

 

“Trust me, he loves me.”

 

 

Dan sungmin mencium pipi Ryewook setelah menepuk pipi tirus itu beberapa kali untuk menyadarkan namja manis itu dari keterkejutannya. “YAH!!! Dasar evil Cho!!!!”

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

.

 

END

 

.

 

 

.

 

 

Failed!!

 

 

Bahasanya anehhhhhhhhh….

 

.