My First Love Story || Chap 3 || Yaoi || KyuMin

My First Love Story

Author : Rainy HearT

Cast :

– Cho Kyuhyun

– Lee Sungmin

– Other SUJU and DBSK member

Pairing : HaeMin slight KyuMin slight SiMin Slight HenMin Slight YeMin

Genre : Romance, Drama, Sad

Rating : T

Length : Series

Disclaimer : All cast punya diri mereka sendiri dan Tuhan.

Warning :BL/Boys Love/YAOI, EYD tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, typos, gaje, dan cerita membosankan.

Sumarry : Cerita tentang cinta pertamaku, akankah aku bisa menemukannya kembali ?

Salah satu request-an dari readerku yang baik, PRESENTING “My First Love Story”

Terinspirasi saat liat vcr di SS4, tapi aku ubah semua ceritanya#kekekeke#

Mianhaeyo update-nya luama banget. Karena author semi hiatus. Kerjaan full menguras waktu, dimaklumi ya… Jeongmall gomapseumnida.

Happy Reading

ooo-My First Love Story-ooo

Previous chapter 2

.

“Sebenarnya aku bukan sakit hyung, tapi memang bawaan lahir.” Kyu berdiri dan duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Sungmin melangkah dan duduk di dekat Kyu. Rasa penasarannya sudah memuncak dan dia harus mendapatkan jawabannya sekarang juga.

“Aku gagal ginjal hyung, dan terkena kanker hati. Saat stadium 3, aku ditawari donor hati dan ginjal, dan saat itu aku merasa sangat beruntung karena memang hati dan ginjal itu cocok denganku.”

Sungmin mendelik hebat, ia begitu terkejut mendengar pengakuan Kyu. “Dimana kau mendapatkan donornya ? Boleh aku tahu ?”

“Di Daegu, saat aku terapi di rumah halmeoni ku.” Kyu menatap wajah Sungmin yang sudah memerah, mata yang mulai tergenang air yang siap turun membasahi pipinya. “Waeyo hyung ?”

“Gwenchana Kyu…hiks…” Sungmin tak bisa menahan air matanya yang mengalir bebas membasahi pipinya.

Kyu mendekatkan wajah Sungmin pada dadanya dan merengkuh bahu Sungmin. Sungmin terus menangis di pelukan Kyu yang terasa begitu nyaman baginya.

‘Hhhh, mengapa aku merasakan hal seperti ini pada namja yang bahkan baru ku kenal. Aku tak bisa melihatnya menangis.’ Kyu sibuk membatin dan mengusap punggung Sungmin. Ia tak bisa menghentikan dirinya sendiri.

Kyu mencium pucuk kepala Sungmin tanpa ia sadari. Kyu menghirup wangi coklat pada rambut Sungmin. Ia merasa bajunya basah karena memang Sungmin tak kunjung berhenti menangis.

“Hae… Hiks… Hae…”

Sungmin meracau memanggil Hae dalam tangisnya.

Sementara itu, Kyu terus mengumpat dalam hati. ‘Siapa Hae ? Kenapa dia memanggil Hae ?’

.

Chapter 3

.

“Kya Mochi !” Siwon berteriak begitu masuk kerumahnya. Ia terkejut melihat sepupunya yang tertidur pulas di ruang tamu. Siwon mendekati Henry, ” Aish, kenapa menyuruhku pulang jika hanya melihatmu tidur Mochi.” Siwon menepuk pelan pipi chubby Mochi. “Bangun Mochi-ah !”

Siwon terus saja berusaha membangunkan Henry, dan akhirnya setelah lebih dari 30 menit berusaha Henry bangun dari tidur nyenyaknya.

Tubuh Henry menggeliat, “Hyung…” Henry tersenyum gaje dan innocent pada Siwon. “Jangan memandangku begitu hyung, kau menakutkan !”

Siwon duduk di sisi Henry dan menoel hidungnya. “Kau, Mochi jelek yang menyebalkan.” Siwon mencubit gemas pipi chubby adiknya itu. “Kenapa kau menyuruhku pulang kalau kau hanya tidur di rumah. Kau ini seenaknya saja mengancam mau mengadukanku pada ahjumma dan ahjussi. Katakan, apa maumu anak nakal ?”

Henry tersenyum dan membenarkan rambutnya yang acak-acakan. “Lihat hyung, aku sudah tampan, bajuku sudah rapi dan juga aku sudah menyiapkan kamera dan handycamku.” Henry menunjukkan ranselnya pada Siwon.

“Terus ?”

“Ayo jalan-jalan hyung !”

“Mwo ! ”

“Iya, aku mau kau menemaniku jalan-jalan hyung. Banyak tempat yang ingin aku datangi. Aku juga ingin makan makanan asli Korea, sepertinya enak dan pasti menyenangkan hyung.” Henry menatap Siwon dengan puppy eyesnya.

“Bukankah nanti Minnie hyung yang akan menemanimu, aku sudah membolehkannya Henry. Sudahlah kau sabar dulu, tunggu sampai jam makan siang saja. Ini baru jam sepuluh dan aku masih banyak pekerjaan.” Siwon berdiri hendak meninggalkan Henry yang masih duduk di kasur lantainya.

“Dan jangan mencoba mengadukan apapun pada ahjussi dan ahjumma, atau tidak ada Minnie hyung ataupun aku yang akan menemanimu jalan-jalan.” Siwon hendak mengambil kunci mobilnya dan memakai sepatunya kembali, namun ekor matanya menemukan hal lain yang sukses membuat rasa keperi-Siwon-annya muncul.

Siwon hanya menghela nafas dan memandang lembut pada adik sepupunya itu. Ia kembali berjalan dan duduk mendekati Henry. “Hei, kau ini namja Henry. Kenapa menangis begitu ?”

Mata Henry masih mengalirkan air mata dengan derasnya (?), hidungnya pun sudah memerah dan tangannya sibuk mengusap pipinya yang basah. “Siwon hyung tak mau menemaniku, Sungmin hyung juga pasti masih bekerja. Tak ada bedanya sekarang. Kalau di rumah Daddy dan Mommy juga sibuk terus dan tak mempedulikan aku. Kenapa aku selalu sendiri, menyedihkan sekali. Huwe… !” Henry masih menangis sesenggukan.

Siwon hanya memeluk tubuh Henry, biar bagaimanapun dia sangat menyayangi sepupunya itu. Keluarga Henry pengusaha sukses di China yang hampir tak pernah mengurusi anaknya dan Siwon tahu benar akan hal itu. “Mianhe Mochi, jangan menangis lagi. Kajja kita jalan-jalan. Aku akan ganti baju dulu.”

Siwon masuk ke kamarnya untuk ganti baju. Meninggalkan Henry yang kini tersenyum penuh kemenangan. ‘Yeay… Asyik ! Siwon hyung memang sangat baik, tak ada ruginya aku mempunyai hyung seperti dia. Baiklah Henry, ayo berburu kelinci pink untuk Bunny Min yang sangat manis. Pasti dia akan menyukai hadiah dariku nanti, kulihat kamarnya penuh dengan kelinci dari boneka sampai wallpaper pada dindingnya. ‘Manis,’ satu kata untuknya. Hah, aku suka Sungmin Hyung. Menggemaskan dan cantik, sedikit hadiah perkenalan dariku pasti bisa membuatnya perhatian padaku.’

.

Plukk…

.

“Jangan melamun dan tersenyum sendiri begitu Mochi, seperti orang gila.” Siwon menepuk bahu Henry membuat Henry langsung sadar dari lamunannya dan menarik tangan Siwon semangat.

“Kajja hyung, kita berangkat !” Henry berteriak dengan penuh semangat, dan Siwon hanya bisa menggeleng melihat tingkah adiknya itu.

‘Hah, aku harus memberitahu Sungmin jika aku yang akan menemani Henry, semoga saja dia bisa mengatasi Kyu di kantor.’

.

.

Lee Sungmin POV

.

Kami duduk berdua di taman. “Jadi, ini untukku.”

“Nde, tentu saja chagi.”

“Gomawo Hae.” Aku membuka kotak yang dibungkus kertas kado itu. “Hae…” Aku membuka kotak itu dan melihat isinya. Jujur aku senang tapi…

“Wae chagi, kau tidak suka ?” Kulihat wajah tampan Hae sudah berubah, dari tersenyum menjadi sedikit muram karenaku.

Aku menggeleng dan tersenyum padanya. “Ahni Hae, hanya saja kenapa warnanya biru ? Kau kan tahu aku suka pink.”

“Kau kan tahu aku tidak suka pink. Lagipula itu pasangan chagi, jadi aku membeli dua.” Kulihat Hae mengeluarkan satu kantong dari tas ranselnya.

“Akh, ternyata ini memang kembar. Tapi kenapa memberiku ini ?”

Hae mengusap rambutku pelan, Aku tahu dia sangat mencintaiku. “Karena aku tak bisa menjagamu saat tidur jadi aku beri piyama ini. Setidaknya menjagamu tetap hangat dimalam hari saat kau tidur. Aku tak ingin chagiku yang manis ini kedinginan dan tak memimpikan aku.”

“Hhhh… Gomawo Hae, kau baik sekali. Saranghae Hae, jeongmall saranghae.” Aku mencium pipi Hae. Aku menatap piyama biru di kotak dan menyimpannya. Aku kembali melihat Hae dan mencium pipinya lagi, ” Haeku memang sangat tampan dan juga baik hati .” Tapi bukan tersenyum padaku, dia malah mengerucutkan bibirnya. “Waeyo chagi ?”

Ia menggembungkan pipinya. “Kenapa kau hanya mencium pipiku Minnie ?” Lalu telunjuk Hae mengarah ke bibirnya. ‘Aish, dasar Hae pervert.’

Aku mengangguk dan memeluk bahunya. “Baiklah, aku akan menciummu di bibirmu, tapi tutup mata ya,” aku bersiap untuk mencium Hae tapi tiba-tiba pikiran jahil mampir diotakku.

Hae sudah memejamkan matanya sekarang. Aku melepaskan rangkulanku pada lehernya dan melangkah mundur.

‘Hihihihi, mianhe chagi. Aku tidak pervert sepertimu jadi tidak berani.’ Aku bersembunyi di balik semak-semak yang tidak jauh dari tempat duduk Hae.

.

15 detik…

.

30 detik…

.

1 menit…

.

Aku tak bisa menahan tawaku melihat Hae yang masih setia menutup matanya. “Kya ! Minnie, kenapa lama sekali ?” Kulihat Hae sudah gelisah. Aku berjalan mendekatinya dan semakin tak bisa menahan tawaku.

“Buahahahaha !” aku tertawa saat di depan semak-semak tempatku bersembunyi. Aku menatap Hae yang kini sudah melempar alarm gawat darurat padaku.

“Mianhe Hae…” Aku tersenyum padanya, kulihat dia malah bersiap hendak mengejarku, “Oh no…!” teriakku dan aku mulai berlari.

“Kya ! Lee Sungmin ! Berhenti kau, awas ya kalau dapat akan ku cium habis kau. Ayo berhenti !” Hae terus mengejarku dan aku terus berlari.

“Buahahahaha, tidak kena Hae ! Ayo lari lebih cepatttt !” Aku mempercepat lariku dan meninggalkan Hae.

.

Ckkkiiiiitttt… Brakkk !…

.

Degh…

.

Degh…

.

Jantungku bergetar cepat dan keras, rasanya sakit sekali. Aku berhenti dari lariku, berusaha mengumpulkan nafasku dan menelan salivaku yang terasa makin menumpuk. Mataku memanas, dan rasanya tubuhku sangat tegag. Aku bisa merasakan kalau aku pernah mengalami ini. Seperti deja vu.

Aku memberanikan diri menengok ke belakang, kulihat banyak orang mengerumuni mobil yang berhenti di tepi jalan. Langkah kakiku terasa berat dan saat aku sampai di kerumunan orang itu, hanya bau anyir darah yang tercium.

Tubuh tergeletak lemah di jalan dengan posisi tengkurap. Aku melangkah lemas mendekati tubuh berdarah itu, dan saat aku membalik tubuhnya, aku menemukan wajah tampan yang penuh dengan darah.

“Hikss… Andwe… Hiks…”

Air mataku tak bisa kuhentikan lagi, dia telah meninggalkan aku dan itu karena kesalahanku.

“Hiksss… Ahniya… Kau tidak boleh mati ! Bangun Hae ! ” Aku menjerit mengguncang tubuh Hae. ” Hikss… Bangun Hae..! Kumohon ! ”

Aku mendekatkan telingaku ke wajahnya, dapat ku rasakan nafasnya lembut berhembus di pipiku. Aku menatap wajah tampan Hae, melihat matanya yang tertutup tapi bibirnya bergerak lemah. Aku mendekatkan telingaku mencoba mendengarkan apa yang dikatakannya.

“Saranghae Minnie chagiya.” Hae berbisik lemah di telingaku.

Setelah itu tak terasa apapun lagi, nafas Hae sudah tak menerpa pipiku lagi. Apa ini artinya, “Hae …! Ahniya Hae… Jebal !” Aku mengguncang tubuh Hae. “Hae… Hikss… Hiks… Kumohon Hae.” Aku mencoba kembali membangunkannya, tapi sepertinya usahaku sia-sia.

“Hae ! Bangun…! Paboya Hae… Kenapa meninggalkan aku ? Hae, andwee !” Aku berteriak merasakan tubuhnya yang sudah lemas. “Andwee Hae? … !”

Aku menangis memeluk tubuhnya, tubuh yang sangat aku sayangi dan cintai. Tubuh namja yang selalu tersenyum untukku.

.

Lee Sungmin POV end

.

.

Cho Kyuhyun POV

.

Aku masih di kantor Siwon, dan ini sudah hampir sore. Sumpah demi apapun, aku sudah gila. Aku membatalkan semua jadwal pertemuan dan rapatku. Hanya demi menunggu namja yang masih tidur pulas.

Dan Siwon yang pabo itu tidak kembali. Jangan tanyakan mengapa aku tidak pergi saja dari sini malah menemaninya di kantor Siwon sampai aku hampir mati karena bosan seperti ini. Oh ayolah, siapa yang akan tega meninggalkan makhluk cantik dan polos seperti dia di kantor yang luas dengan beratus karyawan. Jangan sampai ada yang menyentuhnya.

“Eh… Kenapa aku memikirkan sampai sejauh itu.” Hhhh… Aku menghela nafasku. Rasanya ini terlalu aneh bagiku.

Aku tampan dan kaya, dan tak pernah sekalipun mengorbankan apapun meski demi seorang yeoja. Tapi apa sekarang ?

Aku melihat wajahnya, pipi chubby yang sendu dan lengket bekas air mata. Semakin aku melihatnya semakin cantik, tapi kulihat ada yang aneh dengan wajahnya. Ia mulai berkeringat dan menggeliat tak nyaman.

Dia menggelenggkan kepalanya dengan cepat, tubuhnya menegang dan terus berkeringat. ‘Kenapa dengannya ?’

Kulihat setitik air mata mulai turun dari sudut matanya, ‘Apakah dia bermimpi ?’

Aku mendekatinya dan mengusap air matanya yang mulai mengalir deras, sungguh wajah cantik yang terluka.

.”Hae… Hikss… Hiks… Kumohon Hae.” Siapa sebenarnya Hae ? Kenapa dia terus menyebut namanya.

“Hae ! Bangun…! Paboya Hae… Kenapa meninggalkan aku ? Hae, andwee !” Sungmin hyung berteriak dengan keras, dan tubuhnya mulai dibanjiri buliran keringat dimanapun. “Andwee Hae? … !”

Sudah cukup, aku harus membangunkannya. “Hyung ! Sungmin Hyung ! ” Aku menepuk bahunya dan lagi-lagi perasaan itu muncul. Desiran lembut yang aneh terus berputar dalam perutku.

Aku menepuk pelan pipinya, mengusap air mata yang mengalir dari sudut matanya. “Hyung, ieronna.” Aku kembali mencoba membangunkannya.

“Eunghhh…” tubuhnya menggeliat tak nyaman dan dia langsung tersentak. Dia bangkit dari posisinya tadi dan duduk. Matanya masih mengeluarkan air mata.

“Hiks… Hae …” Ishhh, dia masih menyebut nama itu. Siapa dia ?

“Hae itu siapa hyung ?”

“Eh… Kyu ?”

Dia terlihat terkejut menatapku, “Kau ada disini ?” Apahhh ? Ternyata dia tidak menyadari kehadiranku sedari tadi ?

“Hyung, aku masih disini dari tadi pagi, karena kau tertidur sangat pulas setelah puas menangis dan membasahi kemejaku. Dan sayangnya Siwon tak kembali hingga aku harus menjagamu disini.”

“Gomawo sudah menjagaku Kyu.” Kulihat dia meraih ponsel di mejanya. “Siwon tidak kembali, dia harus mengantar Henry jalan-jalan.”

“Akh, sepupu Siwon.”

“Nde kyu, bagaimana kau tahu ?”

“Aku ini sahabat Siwon dari kecil Hyung, tentu saja aku tahu.” Kulihat dia sudah tenang dan aku harus menanyakannya. Rasa penasaran ini hampir membunuhku. Aku benar-benar ingin tahu siapa Hae sebenarnya.

“Jadi, siapa Hae ?” tanyaku padanya. Dia hanya terdiam dan wajahnya kembali sendu. “Aku lihat kau gelisah sedari tadi dan sepertinya kau memimpikan dia.”

Dia menggeleng, “Ahni Kyu,” dia menjawabku dengan suara berat dan paraunya. Matanya sudah memerah, ‘Kenapa dia cengeng sekali ?’

“Kau tak harus tahu semua tentangku Kyu. Pulanglah ini sudah sore dan aku yakin kau pasti banyak urusan.”

“Kau mengusirku ? ”

“Bukan begitu hanya saja aku harus sendiri dulu, jika terus bersamamu aku…” Dia tak meneruskan perkataannya. Matanya sudah memerah.

Aku melangkah mendekatinya, aku melakukan hal yang begitu ingin aku lakukan. Aku menatap mata foxy yang sudah tergenang air mata, meraih tangannya dan menapakkannya pada dadaku. “Rasakan hyung, inilah hal aneh yang selalu kurasakan padamu. Dan aku tahu kau pasti mengetahui hal yang tidak aku ketahui.”

Dia menggeleng dan pergi berlari meninggalkanku. “Sungmin hyung ! Tunggu !” Aku berteriak, “Hyung !” Rasanya teriakanku tetap tak mungkin menghentikannya saat ini.

Aku duduk menghempaskan tubuhku di sofa kembali, merenungkan keanehan pada diriku sendiri. Apa ini ada hubungannya dengan hati dan ginjalku ?

Hhhh… tak usah diambil pusing, sebaiknya aku pulang saja. Cho Kyuhyun, kau menyedihkan. Begitu banyak yeoja yang menyukaimu, kenapa hatimu bergetar pada namja itu ?

Aku turun ke parkiran mencari mobilku, kulihat tubuh mungil meringkuk disisi mobil putih. ‘Sepertinya itu mobil Siwon.’

Hhhh… ternyata Sungmin hyung berlari ke sini. Aku melihat sosoknya yang sepertinya masih menangis sesenggukan di sisi mobil Siwon. Aku mendekat dan menepuk bahunya. Dia mendongakkan kepalanya, aku kembali menemukan wajahnya yang sendu. Hatiku merasakan hal aneh lagi, rasanya sangat sakit melihatnya seperti ini.

“Kenapa tak pulang hyung ? Bukankah ini mobil Siwon ? Kau punya kuncinya kan ?” Kulihat dia hanya mengangguk, tangannya mengusap air mata di pipinya. Hhhh… Sebenarnya ada apa dengannya ? “Kau bisa menyetir mobil kan ?” Kulihat dia hanya menggeleng, pantas saja dia belum pulang. “Kenapa tak belajar hyung?”

“Aku tak mau menyetir mobil, menakutkan…” Dia berkata lirih dengan suaranya yang bergetar. “Aku tak akan pernah menyetir mobil lagi. Aku tak mau melakukannya… Hiksss… Hiksss…” dia kembali menangis.

Aish, ada apa dengannya sebenarnya ? Namja yang sangat suka menangis dan anehnya aku sangat tidak suka melihatnya menangis. “Ssshhh uljima hyung, mianhe jika memaksamu.” Aku memeluk tubuh ringkihnya.

“Hae… Hikss… Hikss… Hae…”

“Siapa Hae hyung ?”

“Dia meninggalkanku, dan semua karena ku. Salahku ! Hae !” dia makin mengeratkan pelukannya padaku.

Kulihat dia semakin tak bisa di tenangkan. Mungkin saja Siwon bisa membantuku. “Baiklah, aku akan membawamu pulang ke rumah Siwon.” Ia mengangguk. Aku menuntunnya dan memasukkannya ke mobilku, menyetir ke rumah Siwon. Kurasa sekarang pasti Siwon sudah pulang.

Sepanjang perjalanan dia hanya diam, dengan wajah sendu dan terus menangis tanpa suara. Hanya air mata yang keluar terus membasahi pipinya.

“Aku tak tahu apa yang terjadi padamu hyung, tapi jika kau ingin bercerita, ceritakanlah padaku ? Atau apa ini memang ada kaitannya dengan hati dan ginjalku ? ” tanyaku langsung padanya. Kulihat wajahnya langsung berubah dan dia menatapku.

“Hentikan mobilnya Kyu.”

Aku menepikan mobilku. “Wae hyung ?” Kulihat dia meletakkan tangannya di dadaku. “Kau tahu ini hati siapa ?” Aku hanya menggeleng. Aku memang tak tahu siapa pendonor yang sangat baik itu. “Kau tahu kenapa hatimu bergetar aneh seperti sekarang ?” Ia bertanya dengan wajah polosnya.

Aku akui, hatiku selalu bergetar hebat saat bersamanya, sejak pertama bertemu dan sampai sekarang ini. “Bagaimana kau tahu hyung ?” Dia hanya tersenyum datar padaku.

“Aku tidak tahu siapa pendonornya hyung. Dokter tak mengatakannya padaku. Aku hanya tahu jika yang menyumbangkannya adalah seorang namja korban kecelakaan. Apa kau tahu namja itu hyung ?” Dia mengangguk.

Dia terdiam dan meremas dadanya sendiri. Tangannya sudah sibuk kembali mengusap air mata yang seakan tak ada habisnya itu. Aku sendiri mulai menduga-duga, “Jangan katakan kalau…” entahlah firasatku mengatakan kalau…

“Nde Kyu, dialah Hae, pendonor organ itu untukmu. Dan dia meninggalkanku… Hiks… Dan itu salahku Kyu… Itu salahku hiksss…” Sungmin hyung mulai menangis lagi.

“Maksudmu…?” tanyaku tak mengerti. “Aku yang membunuhnya Kyu, kecelakaan itu karena kebodohanku yang egois dan selalu memaksanya.” Sungmin hyung mulai memukul dadanya sendiri. Mungkin rasanya sangat sakit.

“Mianhe hyung, ” aku merengkuh tubuhnya yang lemah dan mengusap rambutnya. Wangi coklat yang kucium sangat memabukkanku. “Biarkanlah aku memelukmu hyung. Entah mengapa hatiku merindukanmu.” Kata-kata itu meluncur dengan bebas tanpa bisa kuhentikan. Kuakui, aku senang mengatakannya, terasa melegakan di hatiku.

.

Cho Kyuhyun POV End

.

.

Rumah Siwon

“Huh… Kau tahu, hari ini sangat melelahkan dan semua hanya karenamu Mochi.” Siwon menggerutu mengomel pada sepupunya. Mereka baru pulang dari acara jalan-jalan yang nyatanya hanya memutari mall dan semua pusat perbelanjaan di Korea. “Buat apa kau membeli benda bentuk kelinci seperti itu begitu banyak Mochi ?”

Henry tersenyum innocent dan sangat imut. “Hyung, ini untuk Sungmin hyung sebagai hadiah perkenalan dariku.” Henry meletakkan semua boneka kecil itu di dalam sebuah kotak berwarna pink dan ia hiasi dengan pita yang cantik.

“Hadiah ?” Siwon merasakan ada yang aneh sekarang. Adiknya tak pernah seperti ini sebelumnya. “Kau tak pernah begini Mochi, jadi katakan dengan jelas padaku.”

“Hyung, aku ingin Sungmin hyung senang dan selalu mengingatku. Aku lihat banyak benda dengan kelinci di semua sudut kamarnya. Aku rasa dia pasti sangat menyukai kelinci.” Henry menatap Siwon. “Aku menyukainya hyung.”

“Mwo !” Siwon sangat shock dengan pengakuan Henry.

‘Apakah aku harus bersaing dengan adikku sendiri ? Aish…’ Siwon membatin menatap Henry yang terus bermain dengan hasil buruannya. Henry menata rapi benda-benda itu di kotak pinknya.

.

Ting tong … Ting tong…

.

Bel di rumah Siwon berbunyi. “Aku saja, aku saja ! Biar aku yang membuka pintunya. Pasti itu Sungmin hyung.” Henry berlari dengan semangat tinggi menuju pintu. “Eh… Kyuhyun hyung…” Henry terbengong saat melihat Kyu membawa Sungmin bridal style masuk ke dalam rumah Siwon. “Hai Henry…” sapa Kyu pada Henry.

“Sungmin hyung kenapa Kyu ?” Siwon berjalan mendekati Kyu, “Ayo, bawa ke kamarnya.” Mereka menuju kamar Sungmin. Siwon menumpuk dua bantal Sungmin agar posisi tubuh Sungmin lebih nyaman. Kyu meletakkan tubuh Sungmin, dan mata obsidiannya terpaku menatap benda persegi yang terbalik di atas kasur. Ia mengambil foto itu, “Sungmin hyung, dan…”

“Siapa itu Kyu ?” Siwon dan Henry ikut melihat foto itu. Mereka berjalan keluar meninggalkan kamar Sungmin. Foto seorang namja yang sedang dicium oleh namja lain. Terlihat jelas salah satunya adalah Sungmin. “Apakah dia Hae ?” Kyu menggumam.

“Hae ?” Siwon menatap Kyu penuh tanya.

“Bukankah kau mengenalnya sudah lama Siwon, kenapa kau tak tahu namja di foto ini ?” Kyu menatap Siwon heran.

“Aku tak tahu bagaimana masa lalunya Kyu, dan dia tak pernah mau menceritakannya.” Siwon menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Terlihat berfikir. “Sungmin hyung memang selalu begitu.”

“Apa maksud hyung ?” Henry menatap Siwon dengan wajah menggemaskannya. “Aish, kenapa wajahmu ini begitu menggemaskan Mochi.” Siwon menatap adiknya dan tersenyum padanya.

Akhirnya Siwon menceritakan semua ketakutan Sungmin setiap malam. Semua jeritan dan traumanya. “Yah, Sungmin hyung tak pernah mau mengatakan apapun padaku tentang traumanya.”

“Sekarang aku tahu.” Kyu meletakkan foto Sungmin dan Hae itu di atas meja. “Dialah pendonor hati dan ginjal untukku ?”

“Apa maksudmu ?”

” Aku menerima donor hati dan ginjal saat aku terapi di rumah Halmeoni. Saat itu kondisiku semakin parah dan sebuah keajaiban datang. Dokter yang menanganiku mengatakan kalau ada seorang korban kecelakaan yang bersedia mendonorkan organnya untukku.”

“Dan pendonor itu adalah namja di foto ini ?” Henry menatap foto HaeMin. “Nde Henry, aku rasa dialah namja itu dan namanya Hae.” Kyu membuka ikatan kencang pada dasinya. Perasaan mencekik tiba-tiba saja menyiksanya. ‘Karena itu hatiku bergetar saat bersamanya,’ batin Kyu

“Pantas saja Sungmin hyung tak mau membawa mobil sendiri. ” Siwon menghela nafasnya, seakan semua tanyanya terjawab sudah hari ini.

“Jadi Sungmin hyung tak bisa menyetir mobil ?” tanya Henry yang masih belum ngeh mendengar pembicaraan hyungdeulnya.

“Dia bukan tidak bisa, tapi tidak mau menyetirnya.” Kyu berdiri dan meraih jasnya. “Jaga dia baik-baik Siwon. Aku pulang dulu.”

.

Sepeninggal Kyu, Siwon dan Henry tidur di kamar Sungmin, menggunakan kasur lipat dan saling berpelukan. Sikap manja Henry dan sikap protektif Siwon membuat mereka terlihat sangat cocok. Malam itu tenang tanpa ada jeritan dari Sungmin dan sepertinya itu merupakan hal baik bagi semuanya.

.

.

“Untukmu hyung… ”

“Apa ini ? ” Sungmin membuka kotak yang diberikan Henry. ” Ommo… Ini sangat banyak dan juga cantik sekali.”

Mereka sedang ada di dapur, pagi itu Sungmin tengah memasak sarapan dan Siwon belum bangun. “Gomawo Henry.” Sungmin mencubit gemas pipi Henry. “Tapi, bagaimana kau tahu hari ini ulang tahunku ?” Sungmin bertanya dengan wajah aegyonya.

“Akhhh, pas sekali kalau begitu. Saengil chukkae hamnida hyung.” Sungmin tersenyum manis pada Henry, “Gomawo Henry-ah.”

” Nde hyung, cheonmaneyo. Tadinya aku memberi itu sebagai hadiah perkenalan dariku. Aku hanya tak ingin kau bersedih dan menangis lagi hyung.” Sungmin memeluk tubuh Henry dan tepat saat itu Siwon keluar dari kamarnya.

“Henry, kau baik sekali. Jeongmal gomawo Mochiku yang lucu dan sangat menggemaskan.”

“Ehmm…” Siwon berdehem mendekati Henry dan Sungmin. ” Ada apa ini ?” Siwon memang tak tahu hari itu ulang tahun Sungmin.

“Siwon hyung, ternyata hari ini ulang tahun Sungmin Hyung.” Henry menjawab dengan wajah polosnya.

“Jinjja !”

“Nde Siwonnie.” Sungmin mengangguk imut pada Siwon.

“Saengil chukkae hyung,” Siwon memeluk Sungmin dengan cepat. “Mianhe aku tak tahu. Kukira hari ini hanya akan ada perayaan tahun baru saja. Bagaimana kalau kita membuat pesta kecil-kecilan untukmu nanti malam.”

Tapi Sungmin menolak, ia teringat dengan konser yang harus ia datangi. “Aku tidak bisa Siwonie, aku harus datang ke konser temanku nanti malam. Lebih baik juga tidak di rayakan, toh tahun baru atau ulang tahun tak ada bedanya dengan hari yang lain.”

“Tapi hyung…” Henry hendak membantah tapi Sungmin keburu menyelanya.

“Gwenchana Mochi, lebih baik kau membantuku memasak, dan kau Siwonie sebaiknya kau mandi dulu. Kau bau sekali.” Sungmin menutup hidungnya dan menatap Siwon dengan mata nakalnya.

“Hei, aku ini wangi meski belum mandi hyung,” Siwon meninggalkan HenMin di dapur. Ada rasa tak ikhlas menghinggapi hatinya, ia masih ingat pernyataan Henry kemarin. Ia melangkah lemas kembali ke kamarnya.

.

.

Sekarang Sungmin tengah berdiri di depan pintu masuk sebuah gedung yang menjadi tempat konser Yesung. Dia melangkah yakin masuk ke dalam gedung itu sendirian. Ia duduk di kursi VIP sesuai nomor pada tiketnya. Untuk penyanyi pemula, konser Yesung bisa dibilang sukses. Semua kursi penuh. Setelah menunggu beberapa menit dimulailah Konser Tunggal Kim Jong Woon.

Konser yang berlangsung selama 2 jam. Di sepanjang konser Sungmin hanya sibuk menatap mata biru kehijauan yang sangat ia rindukan. Tak jarang mata mereka saling bertemu, dan juga Yesung seringkali melempar senyum padanya.

Seusai konser Sungmin langsung mendekat ke Yesung di stage. Entah mengapa semua jalan terasa sangat mudah baginya. “Chukkae Yesung, konsermu sangat hebat, lagumu juga bagus. Kuharap kau cepat sukses.” Sungmin bersalaman dengan Yesung.

“Gomawo, ayo kita minum teh sebentar di backstage. Ada yang ingin kuberikan untukmu.” Yesung menarik tangan Sungmin menuju ruangannya di backstage.

“Memang apa yang mau kau berikan Yesung ?”

“Nanti kau juga tahu.” Mereka sampai di ruangan Yesung. Sungmin duduk di sofa yang ada disana. “Sebentar, aku akan membuat tehnya untukmu.” Yesung berjalan ke sudut ruangannya dan menyeduh tehnya. Bau khas teh yang harum memenuhi ruangan itu. “Teh yang wangi sekali.”

“Nde Sungmin, ini teh dari desaku. Saat pertama bertemu denganmu dan aku mengatakan kalau aku dari Daegu, ekspresi wajahmu langsung berubah. Aku hanya berfikir mungkin kau juga dari Daegu.”

“Nde, kau benar, aku juga dari Daegu.” Sungmin mengangguk dan menerima cangkir teh yang diberikan Yesung. “Gomawo.”

Yesung hanya tersenyum dan beralih ke laci meja riasnya. Ia mengambil satu kotak kecil di dalamnya.

“Ini, untukmu. Selamat tahun baru.” Yesung memberi kotak itu pada Sungmin.

“Kenapa memberiku hadiah, kan tahun baru juga sama saja dengan hari yang lain.” Yesung hanya tersenyum menanggapi Sungmin. Sungmin membuka kotak kecil berwarna biru itu dan saat ia membuka isinya hanya rasa keterkejutan yang ia rasakan. Ommo…”

“Waeyo Sungmin ?” Yesung bertanya dengan wajah khawatirnya. Sungmin memang terlihat sangat shock sekarang.

“Ahni… Hanya saja ini…”

.

.

T.B.C.

 

 

11 respons untuk ‘My First Love Story || Chap 3 || Yaoi || KyuMin

  1. ya! yesungie, jangan slingkuh ama minnie! kau itu milik wookie and minnie itu cuma milik kyu tau!
    kau mau d tendng k monas ama kyu hah?!
    wookie jangn nangis ne?? biar ja s kpala besr itu ama minnie, kau ama q ja otte?? #d tendng sungie oppa k sumur#
    haaa critany keren cingu, jd galau sy ama hub yemin
    poor kyu~
    lanjut

  2. Lg asyik baca eh nongol TBC…
    Organ apa ja sih yg didonorin hae, apa selain kyu sama yesung masih ada lg yg dpt donor dr hae
    #lnjt baca lg

Tinggalkan Balasan ke aoiErica Batalkan balasan